- iklan -

JAKARTA, ITN– INDONESIA Muslim Travel Index (IMTI) 2019 menjadi acuan dalam menstadarisasi global destinasi pariwisata halal Indonesia 2019 dengan mengacu pada GMTI ( Global Muslim Travel Index).   Indonesia tahun ini menargetkan menjadi ranking pertama sebagai destinasi pariwisata halal terbaik dunia versi GMTI  atau berada di posisi teratas (top ranking) dari posisi saat ini berada di ranking ke-2 bersama Uni Emirat Arab.  

Indonesia sebagai salah satu negera yang diperhitungkan dalam industri pariwisata  halal (halal tourism) dunia. Oleh karena itu, sebagai pemain global  atau global player  Indonesia harus menggunakan standar global (global standard) yakni IMTI 2019 yang mengadopsi standar GMTI.

“Menpar menargetkan tahun ini pariwisata halal Indonesia mencapai lima juta wisatawan mancanegara (wisman) muslim atau tumbuh dari posisi tahun lalu sebanyak 2,6 juta wisman muslim, dengan data realisasi hingga November 2018 mencapai 2,4 juta wisman muslim,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani pada jumpa pers peluncuran IMTI 2019 di Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jumat (8/4/19)

Ni Wayan Giri Adnyani didampingi Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih, serta CEO of CrescentRating dan Halal Trip  Fazal Bahardeen  pada  kesempatan itu menjelaskan, target pertumbuhan pariwisata halal Indonesia sebesar 42% tersebut sejalan dengan tumbuhnya halal tourism dunia yang signifikan.  Diproyeksikan  besarnya  pengeluaran wisatawan halal tourism  mencapai US$ 274 miliar pada 2023 atau tumbuh di atas 7,6%, sementara pada 2017 jumlah pengeluaran wisatawan muslim dunia mencapai US$ 177 miliar.

IMTI 2019 yang mengacu pada standar global GMTI, kata Ni Wayan Giri,  mengadopsi empat kriteria GMTI yang meliputi Access, Communication, Environment, dan Services (ACES) yang masing-masing kreteria terdiri dari tiga komponen. Untuk  Access terdiri atas; visa requirements, air connetivity, transport infrastructure. Komponen Communication  terdiri atas; outreach, ease of communication, dan digital presence. Komponen Environment  terdiri atas; safety and culture, visitor arrivals, dan enabling climate, sedangkan komponen  Services terdiri atas; core needs (halal food and prayers); core services (hotels, airports), dan unique experiences.

Sementara itu  CEO CrescentRating dan HalalTrip, Fazal Bahardeen mengatakan, pariwisata halal menyediakan kesempatan yang besar bagi Indonesia untuk memperluas perkembangan ekonominya.

“Indonesia memiliki beberapa keunggulan komparatif seperti negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki banyak pantai yang indah, infrastruktur dasar, serta warisan budaya yang beragam. Hal tersebut membuat Indonesia berapa pada posisi yang  tepat untuk menjadi salah satu destinasi wisata halal global terbaik. IMTI akan membantu para pemangku kepentingan di sektor pariwisata untuk memainkan peran penting dalam mempercepat pertumbuhan pariwisata halal di Indonesia,” Fazal Bahardeen.

Tahun  ini merupakan tahun kedua penerapan standar global GMTI dalam menilai kinerja destinasi pariwisata halal unggulan di Indonesia. Sebanyak 10 destinasi pariwisata halal unggulan  Indonesia dinilai dengan menggunakan standar ini, yaitu: Lombok, Aceh, Jakarta, Sumatera Barat, Yogyakarta, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Malang Raya, Jawa Tengah, serta Makassar dan sekitarnya.

Pada tahun mendatang Kemenpar  terus mendorong berkembangnya destinasi pariwisata halal lainnya sehingga  semakin banyak pilihan destinasi dan  memperkuat posisi daya saing pariwisata halal Indonesia di tingkat global. (sasha)

- iklan -