LAMPUNG SELATAN, ITN- Gotong royong menjadi semangat Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto untuk membangun Kebun Edukasi. Kebun menjadi percontohan serta mengubah pola pikir Aparatur Sipil Negera (ASN) setempat supaya lebih peduli terhadap daerahnya.
Kebun Edukasi berdiri di lahan seluas 2,5 hektar yang berada tepat di belakang rumah dinas bupati. Sepanjang mata memandang, kebun berisikan berbagai macam Tanaman Obat Keluarga (toga) serta buah-buahan. “Kita menanam tumbuhan obat-obatan, jahe, kencur, dan lainnya,” ujar Nanang saat ditemui indonesiatripnews.com yang datang bersama tim Asah Kebaikan di Kebun Edukasi, Kalianda, Lampung Selatan, Rabu (7/4/21).

Tujuannya tidak lain untuk memberikan contoh kepada masyarakat desa. “Kalau, kita turun ke desa-desa, ketika kita memberikan himbauan ke kepala desa, penggerak PKK untuk memanfaatkan ruang disekitarnya. Nah disinilah percontohannya,” ujar Nanang tentang Kebun Edukasi. Bagi Nanang, pemimpin tidak hanya ngomong saja tetapi yang lebih utama memberikan contoh.
Tanaman lain yang terdapat pada kebun yang baru dibuka setengah bulan, yaitu alpukat, sirsak, duren, timun suri, melon, semangka serta berbagai macam tanaman tumpang sari. Selain itu, kebun dilengkapi dengan penangkaran burung.
Nanang menyadari perlu adanya daya tarik supaya masyarakat tergerak datang ke Kebun Edukasi. Untuk itu, Nanang menyediakan permainan anak-anak, tempat selfi serta gazebo. “Nah, kita bikin gimana kebun edukasi ini tidak jenuh. Terus, kita rancang kayak gimana, kita bikin tempat selfi supaya nggak jenuh,” ujarnya lebih lanjut.

Sehingga menurut Nanang, anak-anak sekolah mulai TK, SD, SMP, SMA sebagai generasi penerus tertarik datang ke Kebun Edukasi, kebun yang dapat memberikan edukasi pada para pengunjungnya.
Selain itu, sejumlah dinding kebun dihiasi dengan lukisan mural. Lukisan tersebut merupakan hasil lomba yang diadakan untuk memperindah kebun. Sejumlah seniman dari Yogyakarta, Jakarta, Banten, Palembang, Lampung dan sekitarnya terlibat dalam perlombaan yang diadakan bersamaan dengan hand clearing kebun. “Ini merupakan salah satu inovasi, kita bagaimana caranya bisa menarik, begitu kita warnai jadi bagus,” ungkap Nanang.

Untuk menunjang perekonomian masyarakat, Nanang mempersiapkan tempat kuliner. Saat ini, pihaknya juga tengah membangun tempat UMKM. Tempat tersebut akan diisi para UMKM dari 17 kecamatan yang terdapat di Lampung Selatan. “17 kecamatan nanti apa UMKMnya, nanti kita tampung di gerai kita di rest area yang sedang kita benahi dan kita bangun,” tuturnya.
Pihaknya juga telah membangun Dekranasda Kabupaten Lampung Selatan di Bakauheni untuk menampung UMKM. “Jadi sudah saya pikirkan bagaimana untuk meningkatkan ekonomi, setiap kecamatan saya tonjolkan. Maka, saya bikin tempat pemasaran yang mudah dimengerti masyarakat. Sebetulnya, kita tinggal marketnya saja,” jelasnya.

Kebun Edukasi berawal dari kegerahan Nanang mendapati ASN yang tengah mampir ke tempat kerjanya. ASN tersebut bergelar insinyur pertanian namun bekerja di bidang kepariwisataan. Dia bekerja tidak sesuai latar belakang pendidikan karena beranggapan sumber daya manusia di bidang pertanian yang rendah. “Wuah, saya tersinggung,” ungkapnya.
Besoknya, ia mengumpulkan Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan serta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kecamatan.
Kemudian, Nanang melakukan rapat mendadak serta menantang jajarannya untuk menerapkan ilmu yang dimilikinya. Karena, Lampung Selatan memiliki aset lahan yang sangat luas. Aset lahan tidur pemerintah daerah juga belum difungsikan. Kemudian, Nanang memberikan waktu satu minggu pada para stafnya untuk menggodok ide serta mempresentasikannya.
Namun, setiap ide yang dipresentasikan tidak sesuai harapan. Karena, hampir setiap staf melontarkan ide yang minim action serta menyertakan anggaran yang dalam hitungan miliaran rupiah. “Wuaduh, saya duit dari mana,” ungkap Nanang.

Kemudian saat mendirikan posko Covid-19, Nanang terpikir untuk menurunkan alat berat lalu melakukan hand clearing di lahan belakang rumah dinas. Bersama Dinas Pertanian dan teman-teman, ia memimpin langsung hand clearing persiapan pembukaan kebun.
Sementara untuk penanaman pohon, ia mengajak teman-teman dinas untuk bergotong royong. Bupati menyumbang sebanyak lima pohon, sekretaris daerah sebanyak lima pohon serta kepala dinas sebanyak tiga pohon. Dengan cara tersebut, ia mengubah cara berpikir ASN untuk memiliki rasa peduli terhadap daerahnya. “Karena selama ini, mereka bekerja begitu-begitu saja, tetapi tidak pernah mau melihat nilai tempat yang telah mereka kerjakan,” tegas Nanang.
Setelah setengah bulan dibuka, Kebun Edukasi diminati warga. Pengunjung tidak dipungut biaya. Kebun Edukasi sengaja dibuat disekitar rumah dinas bupati. Karena, Kebun Edukasi menjadi icon rumah dinas. Supaya, rumah penyelenggara pemerintah tidak berjarak dengan rakyat. Karena, rumah dinas bisa dinikmati rakyat dengan berbagai hiburan. (din)