- iklan -

LABUHANBATU UTARA, ITN – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui Kedeputian Bidang Hubungan Antar-Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan yang dipimpin Dr Ir Dicky R Munaf bekerja sama dengan Komisi II DPR RI mengadakan sosialisasi tanggal 18-20 Maret 2019 di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.

Kegiatan itu dihadiri  Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  Dr Lia Kian, Anggota Komisi II DPR RI H Rambe Kamarul Zaman,  Bupati Labuhanbatu Utara Khairuddin Syah Sitorus, serta 200 peserta undangan sosialisasi yang berasal dari masyarakat setempat. Sosialisasi yang bertemakan “Menggali Mutiara Pancasila dan Semangat Gotong Royong” itu diselenggarakan secara simultan di 20 titik di Indonesia.

Di hadapan peserta sosialisasi, Dr Lia Kian mengatakan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar negara sesungguhnya yang digali dari kearifan lokal dengan makna yang mendalam.

“Pancasila tidak boleh lagi ada perdebatan. The Founding Fathers sudah merumuskan bahwa Pancasila sebagai filosofi dasar untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia. Perjalanan sejarah lahirnya Pancasila yang mendasari pentingnya masyarakat untuk menggali mutiara Pancasila dari sisi perilaku, kearifan lokal, dan kebudayaan,” kata Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP itu.

Dikatakan, BPIP lahir dari suatu proses yang panjang dengan dasar pertimbangan pentingnya menanamkan dan mengamalkan ideologi Pancasila pada diri rakyat Indonesia. BPIP berkewajiban untuk membumikan Pancasila karena merupakan sumber dari segala sumber hukum.

Pada kesempatan itu juga disampaikan, “Dengan semakin berkembangnya zaman, kita memiliki tantangan yang lebih besar untuk memertahankan Kemerdekaan. Dulu para pahlawan kita perang melawan penjajah dari bangsa lain, namun saat ini kita dijajah oleh saudara kita sendiri. Pemberontakan di berbagai daerah, penjajahan moral bangsa, peredaran narkoba, korupsi, dan lain sebagainya,” ucapnya.

Arus globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini memberikan dampak terhadap lingkungan dan moral bangsa, sehingga menjadi penting adanya proses filterisasi dalam menyerap dan mencari informasi serta membangun kesadaran tanggung jawab masyarakat Indonesia untuk menjadi para penjaga Pancasila.

“Mari kita bersama-sama menjaga anak cucu kita agar tidak tergerus ke dalam dampak negatif dari kemajuan teknologi. Bersama kita tanamkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita masing-masing,” ucap Rame Kamarul Zaman.

Di sisi lain disampaikan bahwa Indonesia begitu luas dengan berbagai keberagaman yang ada, baik etnis, suku, agama, dan lain sebagainya. Hal ini yang mendasari kita harus bersatu, Pancasila-lah yang mampu mengordinasi keberagaman ini.

Masyarakat setempat menyambut baik kegiatan sosialisasi ini dan antusias dalam menyampaikan pemikiran-pemikiran melalui dialog yang dibangun. Materi yang diberikan oleh narasumber menjawab kekhawatiran masyarakat khusunya orang tua di tengah perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini.

Siaran Pers BPIP menyebutkan, tidak hanya terfokus di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sosialisasi ini juga melewati beberapa titik daerah yaitu Kabupaten Deli Serdang, Kebupaten Serdang Bedagei, Tebing Tinggi, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten Labuhan Batu. (ori)

- iklan -