- iklan -

AJIBATA, ITN- Kapal tradisional “Solu Solu” dari berbagai pelosok pinggiran Danau Toba yang bersandar di Dermaga Pelabuhan Ajibata milik Pemda Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) tergusur akibat pemindahan kapal motor (KM) Tomok Tour dari Dermaga milik keluarga Oppu Asi Sirait (Tokke Pinggir).

Saat ini dermaga pemda yang sebelumnya tempat bersandarnya kapal solu solu telah ditinggikan dan dikuasai kapal Tomok Tour berukuran lebih besar.

Penggusuran secara sepihak tersebut disesalkan oleh para pengusaha kapal tradisional solu solu akibat ulah oknum inisial GS hanya seorang mandor kapal Tomok Tour. Selain ditinggikan disana juga dibangun warung milik GS yang membuat dermaga tidak nyaman dan sempit.

“Dimanakah perhatian aparat pemerintah dan anggota DPRD Tobasa. Kapal kami digusur dari dermaga Pemda tanpa alasan. Tiba tiba dilarang oleh oknum tidak ada perhatiannya,” ungkap Ayu Nadapdap, salah seorang pemilik kapal Solu Solu  di Ajibata, Minggu (15/5/16).

Kapal Solu Solu
Kapal Solu Solu

Pak Ayu menuturkan, masalah ini sudah berlangsung satu bulan. Sebagai akibatnya pihaknya kini kesulitan bersandar menurunkan penumpang. Kalau bersandar di pantai yang dangkal belakang rumah orang tanpa permisi, pasti diusir.

“Padahal, setiap pagi dan sore hari kami harus menghantar dan jemput penumpang pelajar SMA dan SMP yang menimba ilmu di daerah Ajibata maupun masyarakat pesisir Danau Toba untuk menyeberang ingin berbelanja kebutuhan pokok setiap minggu dengan menggunakan kapal solu solu ini tidak memiliki tempat bersandar lagi, ya bersandar dimana tempat yang lebih rendah aja Pak,” keluhnya.

Kapal solu-solu ini sandar di Dermaga Ajibata berasal dari sejumlah daerah di pinggiran Danau Toba, seperti Sigapiton, Horsik, Sirungkungon, Silimalombu, Tubaringin, Lontung, dan lainnya. Daerah asal kapal itu juga banyak dari daerah Tobasa.

Dia pun berterimakasih kepada keluarga Oppu Asi karena masih memberikan tempat bersandar kapal solu solu walaupun harus terpaksa sebab kondisi dermaga cukup tinggi. Selama ini, lokasi sandar mereka memang ada di lokasi Pemda karena lebih rendah, namun akibat ditinggikan karena perintah GS, kapal-kapal itu kini terlantar.

“Kami berterima kasih karena Dermga Oppu Asi Sirait mau menerima kami meskipun memang lebih tinggi dermaganya. Sebelumnya dermaga ini tempat bersandar kapal Tomok Tour,” ungkapnya.

Dia pun berharap kepada Bupati Tobasa, Kadishub dan anggota DPRD Tobasa bisa melihat persoalan ini secara jernih, dan jangan karena satu orang yang membuat ulah semua menjadi rusak, dan yang rugi masyarakat kebanyakan.

“Mudah-mudahan, masalah ini bisa cepat diselesaikan, dan kondisi kembalikan seperti semula tempat bersandarnya kapal Solu Solu di dermaga yang kini dikuasai kapal KM Tomok Tour,” ungkapnya lebih lanjut.

Ia menambahkan, “Pelabuhan milik Pemda ini bukan milik kapal Tomok Tour apalagi milik pribadi. Pelabuhan ini untuk masyarakat, jadi semua kalangan masyarakat bisa menggunakannya. Tindak tegas oknum oknum yang merusak hubungan baik antara pemilik kapal, pengguna, dan pemerintah”.(*)

- iklan -