- iklan -

JAKARTA, ITN- Menginjak usia ke-20 di bulan Oktober mendatang, Yayasan Del dengan tema besar HUT Ke-20 “Warisan untuk Bangsa” senantiasa melakukan berbagai prakarsa di bidang pendidikan, sosial, budaya, dan lingkungan bersama unit dan afiliasi, salah satunya Rumah Faye.

Kampanye #WarisanUntukBangsa Sambut HUT Ke-20 Yayasan Del

Bendahara Yayasan Del, Intan Simanjuntak mengatakan Yayasan Del melakukan serangkaian kegiatan ulang tahun diantaranya Bersama Rumah Faye dengan penanaman bakau yang mengusung tema “Hijau Bumiku, Aman Masa Depan”.

Kedua tema tersebut merepsentasikan semangat dan harapan Yayasan Del dan Rumah Faye untuk mewariskan kecintaan dan penghargaan terhadap lingkungan yang nantinya akan menjadi tempat bagi generasi mendatang untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal.

“Kami akan berkontribusi dalam perayaan HUT ke-20 Yayasan Del, dengan penanaman 1.000 bibit pohon bakau oleh Rumah Faye Batam di Pulau Ngenang, Kecamatan Nongsa,” ujar pendiri Rumah Faye, Faye Simanjuntak pada acara Perkenalan Rumah Faye oleh Yayasan Del secara daring, Senin (21/6/21).

Kegiatan ini menurut Faye Simanjuntak yang merupakan cucu dari pendiri dan pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Pandjaitan dan Devi Simatupang  akan melibatkan Pemerintah Daerah, Kader Posyandu, dan Komunitas Perlindungan Anak dan Perempuan (KPAP), Forum Anak, dan masyarakat sekitar Pulau Ngenang,

“Kami berharap lewat kegiatan tersebut, kepedulian masyarakat Indonesia terutama anak-anak terhadap pelestarian lingkungan akan meningkat. Selain itu, kami juga percaya Pulau Ngenang dapat menjadi tempat yang optimal bagi anak-anak untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal,” ungkap Faye.

Tentang Rumah Faye

Rumah Faye didirikan oleh Faye Simanjuntak pada 2013 dengan visi untuk membebaskan anak Indonesia dari perdagangan manusia, kekerasan, dan eksploitasi. Untuk mewujudkan visi tersebut, Rumah Faye melakukan usaha pencegahan, pembebasan, dan pemulihan bagi korban. Sejak tahun 2016 hingga saat ini, Rumah Faye yang berkantor di Jakarta dan Batam telah memberikan layanan pendampingan terhadap 136 anak perempuan yang menjadi korban perdagangan manusia, kekerasan seksual, protitusi, dan eksploitasi.

“Saya sangat terinspirasi dengan cerita dan pengalaman rekan-rekan relawan saya ketika saya menjadi relawan organisasi di daerah rawan perdagangan anak. Hal ini yang menggerakan saya untuk memfasilitasi diskusi peer-to-peer mengenai isu tabu seputar hak anak dan perlindungan anak,” ungkap Faye.

Yayasan Del dan Rumah FayeLebih lanjut ia mengatakan, “Seiring berjalannya waktu, kami mengembangkan jangkauan dengan mendirikan Rumah Faye sebagai ‘Rumah Aman’ atau safehouse bagi mereka”.

“Saya percaya, jika semakin banyak orang sadar akan isu ini dan mau bergerak untuk peduli dan melindungi orang di sekitarnya, maka perubahan akan terjadi dan anak-anak Indonesia mampu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” tegasnya.

Sementara Pegiat Perlindungan dan Pemberdayaan Anak dan Perempuan, RD Chrisanctus Paschalis Saturnus turut menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Faye, “Saya seringkali terlibat langsung dalam penanganan kasus korban perdagangan manusia di Batam. Dari situ, saya melihat bahwa ada begitu banyak korban yang mengharapkan pembelaan”.

“Oleh karena itu, saya mendukung pelayanan yang diberikan Rumah Faye selama ini bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi korban perdagangan manusia, kekerasan, dan eksploitasi. Advokasi mengenai persoalan tersebut harus terus digiatkan agar semakin banyak orang tergerak hatinya untuk bersatu menangkal kejahatan yang luar biasa ini,” tuturnya. (evi)

- iklan -