ADA tiga strategi Kementrian Pariwisata (Kemenpar) dalam percepatan kuliner Indonesia terutama Marandang. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, Vita Datau Messakh pada jumpa pers “Nusantara Marandang” di 100 Bar Eatery and Bar Century Park Hotel, Jakarta, Kamis (29/11/18).
Yang pertama menurutnya, yaitu bermula dari makanannya itu sendiri. Seperti Marandang, nama Marandang sendiri dipilih karena bermakna bukan hanya produk kuliner randangnya saja, akan tetapi meliputi nilai proses di dalamnya. Proses mengolah randang ini merupakan suatu nilai historis yang harus diperkenalkan dan dijual ke seluruh dunia, yang dimana rempah-rempah khasnya menjadi ciri khas Indonesia.
“Tidak akan kalah dengan Kimchi makanan khas Korea, yang juga terkenal di Korea dan sudah mulai dikenal dunia, makanan tersebut juga tidak hanya menjual Kimchi sebagai produk saja, melainkan mengandung nilai sejarah yang dimana setiap kali penikmat makanan mencobanya pasti sudah akan terbayang suasana Korea. Begitu juga yang akan di usung Kemenpar dalam program Nusantara Marandang ini,” ungkapnya.
Kemudian strategi yang kedua menurutnya yaitu destinasi. Dimana Sumatra Barat ini harus diangkat ke standar global. Sumatra Barat sudah masuk ke jajaran 10 besar standar global, namun belum bisa menjadi destinasi dunia. Sehingga kegiatan seperti ini yang dijadikan momentum sebuah statement bahwa Sumatra Barat memiliki kekhasan yang menarik yang dapat dinikmati oleh dunia.
Selanjutnya strategi ketiga, yakni berpartner. Dikarenakan Indonesia belum memiliki fokus anggaran untuk mendorong kemajuan kuliner di Indonesia, maka diperlukan partner-partner yang bekerja sama untuk mengangkat restoran-restoran yang dibuka di luar negeri.
“Kemenpar membranding 100 list dari 500 list restoran, dan hampir 90% restoran menjual randang. Kuliner Indonesia menyumbangkan 42% PDB ekonomi kreatif, sehingga inilah yang membuat Kemenpar tidak henti-hentinya mengampanyekan kuliner Indonesia di Indonesia maupun di dunia,” jelasnya.
Menariknya Vita mempresentasikan Marandang dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Spanyol. ‘’Marandang butuh kampanye dan pengakuan besar-besaran dari Indonesia agar tidak di claim oleh negara tetangga,’’ tambah Vita.
Untuk menduniakan Randang akan digelar “Nusantara Marandang 2018” yang digelar di Kawasan Parkir Senayan, Jakarta pada Minggu (2/12/18) mulai pukul 12.00-22.00 WIB. (brilli)