- iklan -

JAKARTA, ITN- Di dalam perkembangan dunia digital yang cukup pesat ini, penggunaan media sosial untuk promosi sudah lama digunakan untuk pelaku bisnis. Namun masih banyak pelaku usaha yang  yang bekum memaksimalkan medsos untuk promosi produk maupun jasa yang ditawarkannya.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memanfaatkan sosial media dengan terpat. Apalagi dimasa pandemi yang melemahkan perekonomin dari berbagai aspek termasuk pariwisata.

Ini Tiga Cara Mudah Membuat Branding Usaha
Kasudin Parekraf Jakarta Pusat, Shinta Nidyawati

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pemahaman dalam memasarkan destinasi pariwisata dan produk ekonomi kreatif untuk para pelaku usaha, maka Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bagian Direktorat Komunikasi Pemasaran menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis dengan tema ”Strategi Promosi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Branding dan Media Digital” di Redtop Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/22).

Kasudin Parekraf Jakarta Pusat, Shinta Nidyawati menyambut antusias kegiatan tersebut melihat pandemi kini sudah beralih menjadi endemi. ”Situasi yang mulai masuk endemi ini diharapkan bisa kembali meningkatkan dunia usaha pariwisata dan ekraf di Indonesia”.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kemenparekraf dengan Komisi X DPR RI yang diwakili oleh Himmatul Aliyah. “Kami memiliki banyak program yang bermitra dengan Kemenparekraf, Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dalam hal ini kami ingin memberikan bimbingan teknis di dapil saya yaitu di Jakarta Pusat, agar konstituen saya ini konsisten serta maju dalam Ekraf dan UMKM,” jelas Himmatul Aliyah dalam sambutannya.

Ini Tiga Cara Mudah Membuat Branding UsahaKegiatan yang dihadiri para pelaku usaha menengah di kawasan Jakarta Pusat tersebut dilakukan secara luwes, dan santai. Dengan dihadiri narasumber Qisthas Tsana No’man, yang dikenal sebagai seorang Personal Branding .

Qisthas Tsana memberikan arahan mengenai materi yang disampaikan yang didampingi Elizabeth Hutagaol (Koordinator Konten Kemenparekraf), dan Anggota DPR RI Komisi X, Himmatul Aliyah.

Qisthas mengajarkan para UMKM yang hadir dalam membuat konten dan menjelaskan bahwa pada praktiknya, untuk membangun branding yang utama adalah fokus dan  konsisten.

Untuk membuat branding lebih mudah, menurutnya perlu merumuskan tiga hal ini:

  1. Brand story atau cerita pendek dari merek produk kita. Perlu dijelaskan siapa kita, nama brand, kategori, keunikan produk pembeda dari yang lain,  bagaimana produk dibuat dan ditujukan untuk siapa target pasarnya.

Ini penting untuk mengidentifikasi jelas langkah promosi selanjutnya dan membuat konten yang tepat berikutnya. Yang perlu diperhatikan  bahwa branding ini juga harus konsisten, tidak boleh sedikit-sedikit berubah.

Contoh Teh Botol mereka tidak ganti brand color,  tidak ganti tagline promosi dari dulu sampai sekarang, padahal perusahan sebesar itu pasti punya budget untuk melakukan apa saja. Kenyataanya  mereka tidak pernah megubah  profilenya, sehingga justru brand nya  lekat di hati masyarakat. Slogan iklannya : “Apapun makanannya minumnya Teh Botol Sosro”, diingat oleh sebagian masyarakat hingga saat ini.

  1. Content Pillar. Turunan dari brand storyyang sudah dirumuskan akan membentuk content pillar, yaitu apa saja yang akan disampaikan dan perlu diketahui lebih rinci oleh target market nya. Content pillar ini akan membangun pemahaman profil produk kita secara utuh. Sehingga konten untuk media sosial yang disajikan nantinya mampu membentuk  kepercayaan dan kesetiaan  pada produk kita. Jadi Content pillar  merupakan point penting apa saja yang akan ditayangkan di media sosial. Misalnya, apa saja varian produk kita yang akan disebar sebagai konten di media sosial. Lalu bagaimana proses pembuatannya, dan siapa saja pembeli produk kita.

Ini Tiga Cara Mudah Membuat Branding UsahaBila produk kita craft untuk wisatawan berarti kita ceritakan apa saja varian craft yang dihasilkan,  dari apa saja bahan bakunya, proses pengolahan sehingga menghasilkan produk yang cocok untuk wisatawan. Jadi konten di media sosial kita tidak melulu ajakkan untuk membeli produk kita, tapi menjelaskan berbagai aspek dari produk kita.

  1. Banking content,artinya kita menyiapkan konten apa saja yang akan disebarkan di media sosial selama satu periode. Misalnya satu bulan, secara spesifik kita rencanakan setiap minggu lalu dibagi lagi setiap hari, apa saja isi konten dari content pillar yang sudah kita susun sebelumnya. Misalnya kita rencanakan di Instagram hari Senin tentang varian produk, lalu Selasa mengenai proses membuat produk, Rabu profile pembeli produk dan seterusnya sampai Minggu.  Lalu di Tik Tok apa saja konten yang akan disebarkan.

Nah semua rencana konten tadi dituangkan dalam bagan  yang mudah dipahami lalu dipraktikkan! Sesederhana itu bila dilakukan konsisten akan membangun brand yang baik bagi produk kita.

Praktik merumuskan strategi  branding selanjutnya dikerjakan peserta bimtek secara  berkelompok dan diakhiri dengan pemberian hadiah bagi kelompok yang paling baik membuat strategi branding. (evi)

- iklan -