- iklan -

JAKARTA, ITN- BERTEPATAN dengan penyelenggaraan Festival Keraton Nusantara  (FKN) XI di Kota Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 15-19 September 2017, IndonesiaTripNews.com melakukan perjalanan ke kota tersebut.

Hotel Ibis Budget Cirebon yang terletak di Jalan Siliwangi No 88 Kebonbaru, Kejaksaan yang sangat strategis dan dekat dengan alun-alun Kota Cirebon menjadi pilihan untuk menginap.

Mengenal Laskar Macan Ali di Acara Festival Keraton Nusantara XI
Penutupan Festival Keraton Nusantara XI yang berlangsung di Gua Sunyaragi, Cirebon dihadiri Presiden Joko Widodo. (Foto. ist)

Hari pertama di  Kota Cirebon, rasanya ingin segera menikmati makanan khas Cirebon, yakni Empal Gentong. Empal Gentong Krucuk Jalan Slamet Riyadi menjadi persinggahan mengisi perut yang lapar, dilanjutkan berkunjung ke makam Sunan Gunung Jati untuk solat Ashar.

Malam harinya saat melewati Keraton Kacirebonan, lokasi tersebut terlihat ramai. Rupanya tempat tersebut menjadi salah satu pertunjukan budaya selama penyelenggaraan festival. Pawon Bogana, tempat makan yang berada di area Keraton Kacirebonan dengan dekorasi bangku dan kereta kencana menjadi menjadi pilihan untuk makan malam.

Mengenal Laskar Macan Ali di Acara Festival Keraton Nusantara XI
Indonesiatripnews.com bersama Buta Mendeg (tengah) dan Prabu Tribuwana Tunggaldewa (kanan) di Mabes Laskar Macan Ali.

Esoknya, Sabtu (16/9/17) di Alun-alun Keraton Kasepuhan menjadi lokasi diselenggarakannya Festival Keraton XI. Pada pembukaan tersebut 50 kesultanan dan  raja-raja dari seluruh provinsi di Indonesia hadir mengikuti FKN XI yang dibuka oleh Sultan Sepuh ke-14 Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat. Ribuan masyarakat yang berasal dari seluruh Nusantara pun  menyaksikan festival yang untuk kedua kalinya diselenggarakan di Cirebon.

Selama lima hari berlangsungnya FKN XI dimeriahkan dengan sejumlah acara berupa pagelaran seni dan budaya bernuansa keraton, antara lain Kirab Agung Prajurit Keraton, Pagelaran Kesenian Keraton, Pagelaran Upacara Adat Keraton, Pagelaran Busana Keraton, Pameran Benda-benda Pusaka Keraton, dan Pertemuan Raja/Sultan Nusantara.

Tak hanya pembukaan, penutupan Festival Keraton Nusantara XI yang dihadiri Presiden RI Ir Joko Widodo di Goa Sunyaragi pun tampak terlihat meriah.

Saat penyelenggaraan festival, dari pantauan IndonesiaTripNews.Com, seperti ada yang tak biasa melihat banyaknya sosok seseorang yang memakai pakaian serba hitam atau bertuliskan Laskar Macan Ali di sela acara festival.

Mengenal Laskar Macan Ali di Acara Festival Keraton Nusantara XI
Prabu Tribuwana Tunggaldewa bersama anggpta Laskar Macan Ali. Foto. ist

Untuk mengenal lebih jauh tentang sosok Laskar Macan Ali, IndonesiaTripNews.Com bersama tim menyempatkan untuk berkunjung ke Markas Besar (Mabes) Laskar Macan Ali yang lokasinya tak jauh dari penyelenggaraan Kirab Festival Keraton Nusantara XI di Alun-alun Keraton Kasepuhan. Dan suatu kehormatn besar kami diterima Panglima Tinggi Laskar Macan Ali, Prabu Tribuawana Tunggaldewa ditengah kesibukannya yang luar biasa pada saat itu.

Laskar Macan Ali

Sosoknya yang hangat, penuh canda, dan membaur dengan masyarakat dalam kesehariannya menjadikan sosok orang yang satu ini jauh dari kesan angker seorang Panglima Tinggi sebuah laskar yang pernah berjaya pada masa kepemimpinan Syarif Hidayatullah atau yang lebih familiarnya Sunan Gunung Jati. Beliau adalah Prabu Tribuwana Tunggaldewa, Panglima Tinggi Laskar Macan Ali, salah satu garis keturunan dari keluarga Keraton Cirebon.

Mengenal Laskar Macan Ali di Acara Festival Keraton Nusantara XIDitengah-tengah perbincangan santai, hangat, dan penuh canda itulah kami tim IndonesiaTripNews.Com yang datang dari Jakarta mendapatkan wawasan langsung mengenai apa, siapa, dan bagaimanakah kiprah Laskar Macan Ali yang saat ini berada di bawah kepemimpinan beliau.

Sejatinya Laskar Macan Ali adalah sebuah pasukan khusus Kesultanan Cirebon di bawah kepemimpinan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati sebagai sebuah kesultanan atau kerajaan yang berdaulat pada saat itu dimana sebuah bendera yang bernama bendera Macan Ali inilah yang menjadi saksi sejarah kejayaan pasukan atau Laskar Kesultanan Cirebon yang kemudian di kenal dengan Laskar Macan Ali.

Pasukan ini jugalah yang di kenal sebagai pasukan dari timur yang  bersama pasukan Kesultanan Demak bergabung dengan Kesultanan Banten dalam mengusir penjajah Portugis yang hendak menguasai Sunda Kelapa di bawah Komando Falatehan atau Fatahilah. Dalam medan peperangan inilah bendera Macan Ali pernah di bawa ke Sunda Kelapa dan beberapa keturunan pasukan khusus Laskar Macan Ali kini tersebar di bumi Nusantara hingga hari ini.

Mengenal Laskar Macan Ali di Acara Festival Keraton Nusantara XI
Prabu Tribuwana Tunggaldewa

Kini keberadaan Bendera Macan Ali kuno tersimpan dengan baik di Museum Tekstil, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebuah Bendera Berwarna dasar hitam dibuat dengan teknik batik tulis dan bertanda tahun 1776 menyimpan jejak sejarah yang sangat kaya, sehingga perlu dipelajari dengan seksama oleh  generasi penerus bangsa ini dan hingga saat ini masih terus dilakukan penelitian atas makna yang terdapat dalam berbagai tulisan dan simbol yang ada pada bendera tersebut.

Atas dasar itulah, Panglima Tinggi Laskar Macan Ali Prabu Tribuwana Tunggaldewa atau lebih akrab dengan panggilan kesehariannya Mama Prabu Diaz atau Ayang M’beb (biasa di panggil akrab oleh para laskar), menginisiasikan diri beserta para ahli, tetua Kesultanan Cirebon dan para laskar untuk menghidupkan kembali Laskar Macan Ali dalam kondisi kekinian.

Sebuah Laskar yang mempunyai benang merah sejarah yang kuat atas kedaulatan Negara Republik Indonesia tercinta yang di deklarasikan kembali di bumi para Wali pada tanggal 2 oktober 2016 lalu.

Akhir kata, tulisan perjalanan ini sekaligus kami hadirkan tepat setahun pada hari dideklarasikannya Laskar Macan Ali yang kami lihat sebagai pasukan dibalik layar yang ikut menyukseskan dan melancarkan terselenggaranya Festival Keraton Nusantara XI Tahun 2017. Salam sukses selalu Kota Cirebon dan Laskar Macan Ali. (aldi)

 

- iklan -