- iklan -

JAKARTA, ITN– Merayakan Hari Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta) menghadirkan sebuah karya monumental, pementasan konser musikal bertajuk “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai” di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024)

Konser Musikal ‘Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai’ merupakan salah satu implementasi program Merdeka Belajar yang bertujuan untuk mengekspresikan karya melalui pembelajaran yang relevan dan menyenangkan.

Selain penampilan dari para siswa dan guru SMM Yogyakarta, juga akan menampilkan seniman ternama Tanah Air yang akan berkolaborasi bersama.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim mengungkapkan, SMKN 2 Kasihan adalah contoh unik dari pendidikan yang menggabungkan nilai kesenimanan dengan keterampilan teknis di mana para murid juga dipersiapkan untuk berkancah di dunia industri musik.

“Kami menyambut baik dan mendukung penuh pertunjukan musikal Memeluk Mimpi-Mimpi sebagai hasil kolaborasi antara SMKN 2 Kasihan dengan Titimangsa. Melalui pertunjukan ini, adik-adik murid SMKN 2 Kasihan memperoleh pengalaman langsung mengenai proses penggarapan sebuah pertunjukan musikal, mulai dari kerja artistik sampai kerja manajemen yang dilakukan secara profesional,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, melalui pertunjukan ini diharapkan melalui kolaborasi antara SMKN 2 Kasihan dengan Titimangsa menjadi awal mula bagi lebih banyak kolaborasi harmonis yang tercipta antara pendidikan vokasi yang berfokus pada seni dan budaya.

“Ketika gagasan awal muncul dari pelopor program Merdeka Belajar beserta tim Kemendikbudristek, saya berpikir bagaimana memberikan ruang istimewa untuk jiwa-jiwa muda yang bebas mencintai dirinya, memiliki bakat, pengetahuan yang holistik itu, agar bisa dekat dengan keseharian,” ujar Happy Salma sebagai Produser sekaligus Direktur Kreatif pertunjukan.

Kemendikbudristek Berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMM Yogyakarta Persembahkan Konser Musikal "Memeluk Mimpi-Mimpi"Happy mengatakan, “Saya sebagai pribadi yang juga turut larut dalam kebebasan program Merdeka Belajar, merasa bersyukur diberi kesempatan melaksanakan konser musikal ini menjadi kenyataan”.

Konser musikal ini akan menghadirkan lagu-lagu klasik yang menjadi kekuatan utama dari SMM Yogyakarta. Lagu-lagu tersebut ditafsir ulang dan dibangun narasi cerita yang mengelilinginya. Selain penampilan dari para siswa dan guru dari SMM Yogyakarta, di konser musikal ini akan menampilkan seniman ternama Tanah Air yang akan berkolaborasi bersama dengan membawakan lagu klasik andalan. Dengan menampilkan beberapa pemain yaitu aktor Indonesia Danu Kusuma, Sherina Munaf, Nyoman Paul, Mawar De Jongh dan untuk narator Happy Salma dan Ario Bayu, serta menampilkan bintang tamu Isyana Sarasvati dan Heny Janawati.

Senada dengan mimpi para siswa-siswi SMM Yogyakarta yang sangat antusias dan bersemangat berlatih untuk konser ini, para aktor dan musisi kenamaan Tanah Air juga merasakan berbahagia dapat berkolaborasi dalam karya ini.

Sherina Munaf berperan sebagai Larasati mengungkapkan, “Menjadi bagian dari pertunjukan yang berkisah mengenai suka dukanya meraih mimpi, membuat aku jadi ikut berkaca pada mimpi-mimpiku sendiri dan generasi penerus kita semua”.

“Sebuah tema yang sangat relevan untuk para teman-teman SMM Jogjakarta yang sebentar lagi akan menghadapi dunia di luar sekolah. Teruslah rawat dan kejar mimpimu,”ujarnya.

Isyana Sarasvati sebagai solois menyampaikan, “Merdekakan dirimu dalam berkarya, sehingga kamu bisa memancarkan dirimu yang paling sejati”.

Mawar De Jongh berperan sebagai Rena dalam koser musikal ini mengutarakan, “Senang sekali rasanya bisa menjadi bagian dari pertunjukan konser musikal Memeluk Mimpi-mimpi, karena bermain dalam teater musikal adalah salah satu impian saya sejak dulu.”

Selaras dengan Mawar, Nyoman Paul yang didapuk bernyanyi sekaligus berperan sebagai Raka menyampaikan, “Teater musikal ini memberikan banyak dampak positif untuk dunia seni. Terima kasih sudah selalu menghargai arti seni, yang saya rasa sama hal nya dengan inti dari Memeluk Mimpi-Mimpi.”

Pementasan ini juga didukung orang-orang yang berdedikasi dibidangnya selain tentunya ada Happy Salma sebagai Produser dan Direktur Kreatif sekaligus Narator, ada juga Wawan Sofwan sebagai Sutradara, Felix K. Nesi (Penulis Naskah), Tohpati (Penata Musik), Iskandar Loedin (Penata Artistik), Rangga Joned (Direktur Kreatif), dan Josh Marcy (Penata Tari).

“Dalam penanggalan Jawa, 72 tahun—sejak SMM Yogyakarta berdiri hingga tahun 2024 ini—artinya tepat 9 windu. Akhirnya kami sepakat memilih angka 9 sebagai simbol jumlah pembabakan. Tantangan bagi kami adalah bagaimana mengemas sebuah persembahan orkestra yang serius dengan balutan pertunjukan yang bisa diterima oleh seluruh kalangan,” ungkap Wawan Sofwan selaku sutradara.

“Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi adalah sebuah produksi musikal yang proses kreatifnya dimulai dari bakat luar biasa pelajar-pelajar SMM Yogyakarta dalam bermusikalitas, saya sebagai direktur kreatif bersama Happy Salma berkolaborasi bagaimana alunan-alunan indah ini bisa bercerita, bermimpi, dan akhirnya bergerak menjadi sebuah kehidupan. “Memasak” sebuah konser musikal selalu menyenangkan dan penuh eksplorasi membutuhkan banyak “bumbu” untuk menciptakan rasa yang nikmat dimana elemen berbagai seni bertemu di satu titik menciptakan sebuah keindahan dan harmoni tak hanya dilihat namun juga terasa sampai ke hati,” ujar Rangga Djoned sebagai Direktur Kreatif.

“Proses penyusunan aransemen awalnya cukup menantang karena waktu yang tidak banyak, jarak yang berjauhan dengan para pemain. Namun setelah proses latihan, hampir tidak ada kendala sama sekali. Melihat keseriusan para siswa dalam berlatih serta kemampuan bermusik yang sangat baik, saya yakin mereka dapat menampilkan pertunjukan yang memukau dan kelak menjadi musisi profesional yang andal,” ungkap Tohpati sebagai Penata Musik.

Sinopsis

Setelah mengalami patah hati dan meninggalkan kehidupan di Jakarta, Larasati kembali ke Yogyakarta, di mana dia bertemu kembali dengan sejumlah orang dari masa lalunya. Agung, kakak kelasnya yang masih bimbang menentukan pilihan hidup; Raka, adik kelas yang mengaguminya; serta Rena, sepupunya yang penuh semangat mengejar impiannya. Interaksinya dengan orang-orang itu membawa Larasati pada refleksi mendalam tentang cinta, mimpi, dan masa depan yang lebih baik.

Pertunjukan ini merespon konsep-konsep tentang cinta, pilihan bebas, dan perayaan-perayaan akan kehidupan, seperti yang ditunjukkan dalam repertoar lagu klasik yang dibawakan oleh siswa-siswi SMK Negeri 2 Kasihan, Yogyakarta. Perjalanan Larasati dan setiap tokohnya menunjukkan usaha setiap manusia yang sedang berjuang merumuskan cita-cita hidupnya, menemukan makna di balik kegagalan, dan bangkit kembali untuk meraih mimpi-mimpinya.

Dengan cerita sebagai latar belakang, penonton diajak melakukan perjalanan emosional yang menginspirasi, yang mengajarkan tentang kekuatan dalam keteguhan hati, dan menghidupkan kembali semangat untuk meraih impian. (evi)

- iklan -