- iklan -

JAKARTA, ITN- PASIEN baru dan pasien aktif hemodialisis terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Proporsi pasien terbanyak masih pada kategori usia 45-64 tahun yang mencapai angka 58,58 persen pada tahun 2016, namun uniknya kontribusi pasien berusia di bawah 25 tahun pun tidak kecil sehingga perlu mendapat perhatian.

“Perlu diperhatikan pasien yang berusia kurang dari 25 tahun memberikan kontribusi sebesar 2,79 persen, hal ini menunjukkan sudah saatnya memberi perhatian pada kelompok usia muda untuk mulai memperhatikan kesehatan ginjal,” ujar Dr Puteri Wahyuni, SpPD, KGH saat menyampaikan pemaparannya dalam edukasi pelayanan Hemodialisis pada perayaaan HUT ke-36 RS Tebet di RS Tebet Jalan MT Haryono, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (10/4/18).

Selain Dr Puteri Wahyuni, SpPD, KGH hadir juga Dr Dharmika Djojodiningrat, SpPD, K-GEH yang memberikan edukasi pelayanan Endoscopy, dan pengantar Geriatri oleh Dr Asril Bahar, SpPD, K-P, K-Ger. Tampak Pembina Yayasan Bina Sehat Interna Prof Dr WH Sibuea, SpPD, Direktur Rumah Sakit RS Tebet Dr Esther Poerwantoro, SpPK, dan Ketua Panitia Dr.Sorta B Sibuea, SpPD mengawali kegiatan HUT ke-36 RS Tebet dengan seremoni sederhana HUT.

RS Tebet Gelar Edukasi Penyakit Ginjal Kronis, Geriatri, dan EndoskopiMenurut Dr Puteri Wahyuni, SpPD, KGH, pasien baru hemodialisis tahun 2016 mencapai 25.446 pasien dan pasien aktif 52.835, atau mengalami peningkatan dari tahun 2015 yakni pasien baru 21.050 dan pasien aktif 30.554.

Penyakit ginjal kronik pada remaja belum ada data yang pasti. Umumnya penyakit ginjal kronik pada remaja disebabkan oleh auto imun (seperti glomerulonefritis primer atau penyakit lupus. Sedangkan pada usia 45-64 tahun lebih banyak disebabkan Diabetes Melitus, hipertensi, atau obstruksi akibat keganasan/batu, dll.

Kondisi inilah yang mendorong RS Tebet untuk memberikan layanan yang semakin luas dan lebih baik dengan menghadirkan Unit Dialisis bertaraf internasional. “Unit baru ini ada di Lantai 3, tersedia delapan unit mesin HD, satu dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal hipertensi, satu dokter pelaksana terlatih bersertifikat HD, tiga perawat terlatih dan bersertifikat HD. Unit ini diresmikan pada 5 April 2018 lalu,” ujar Dr Puteri lebih lanjut.

Menurutnya penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan kelainan pada struktur dan fungsi ginjal yang telah berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK terdiri dari 5 stadium, pada stadium 4 sudah perlu dirujuk ke ahli ginjal. Status nutrisi, pengaturan cairan, obat-obatan, pantauan metabolik dan infeksi, akses HD dengan kontrol teratur. “Tujuan utama HD adalah meningkatnya kualitas hidup pasien HD,” ungkapnya.

Selain meresmikan Unit Dialisis yang bekerja sama dengan Fresenius Medical Care, bersamaan dengan itu juga diresmikan konter khusus Mandiri InHealth di lantai 1 untuk memudahkan pelayanan kepada pasien, serta peresmian Klinik Geriatri di lantai 1. Satu layanan yang diresmikan juga adalah layanan endoskopi (gastroscopy dan colonoscopy), yang juga menerima pasien BPJS Kesehatan. 

Geriatri dan Endoscopy

Sementara itu Dr Asril Bahar, SpPD, K-P, K-Ger, mengingatkan besarnya jumlah populasi usia lanjut di Indonesia saat ini dan di masa mendatang akan menjadi masalah sosial ekonomi dan kesehatan. Menurut data BPS tahun 2015 jumlah usia lanjut ada sebanyak 21 juta atau 8,2 persen jumlah penduduk Indonesia, dan akan mengalami pertambahan ke depan.

Hal ini menyebabkan akan bertambahnya jumlah pasien Geriatri dengan ciri-ciri khas yaitu pasien yang berusia lebih dari 60 tahun, multi-patologi, tampilan klinis tidak khas, fungsi organ menurun, gangguan status fungsional (fisik-mental), gangguan nutrisi dan poli-farmasi.

Penyakit terbanyak mereka yang berusia lanjut yang tertinggi adalah Artritis 49 persen, Hipertensi dan CVD 15,2 persen, Bronkitis/RTI 7,4 persen, Diabetes 3,3 persen dan Jath 2,5 persen, Stroke 2,1 persen.

“Diperlukan pengkajian paripurna pasien Geriatri, artinya bersifat holistik, pendekatan inter-disiplin, bio-psiko-sosial, kuratif, rehabilitatif, promotif, prefentif dan lainnya. Pendekatannya harus secara inter-disiplin dengan team terpadu,” katanya.

Tim terpadu ini meliputi internis geriatri, rehabilitasi medik geriatri, psikogeriatri, perawat geriatri, ahli gizi, konsultan terkait seperti neurologi, ortopedi, mata, THT, urologi, kulit, gigi, dan lainnya. Sementara untuk fasilitas geriatri meliputi poliklinik geriatri , ruang rawat akut geriatri, ruang rehabilitasi geriatri, day hospital, nursing home dan fasilitas home care.

Sedangkan Dr Dharmika Djojodiningrat, SpPD, K-GEH yang memberikan edukasi pelayanan endoskopi, menyebut sarana modalitas endoskopi gastrointestinal dapat dipakai sebagai penunjang diagnostik bahkan definitif. Sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai modalitas terapi.

Endoskopi adalah salah satu prosedur pemeriksaan medis untuk melihat kondisi saluran pencernaan dengan menggunakan alat endoskop yaitu suatu alat berbentuk seperti selang elastis dengan lampu dan kamera optik di ujungnya. Kamera akan menangkap setiap obyek yang dituju dan ditampilkan pada monitor.

RS Tebet Gelar Edukasi Penyakit Ginjal Kronis, Geriatri, dan EndoskopiIndikasi endoskopi diagnostik antara lain perdarahan gastrointestinal, dispepsia kronik, diare kronik, klarifikasi temuan radiologik, nyeri perut berulang, skrining kanker usus pada keluarga. Sindrom dispepsia adalah keluhan sakit pada perut bagian atas yang menetap atau berulang disertai rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah dan dada terasa panas yang dalam.

Pelayanan endoscopy sudah dapat menerima pasien BPJS Kesehatan. Terus bertambahnya poli layanan bagi pasien BPJS Kesehatan, menunjukkan kuatnya komitmen RS Tebet untuk mendukung pemerintah pada program Kesehatan Nasional.

Seperti telah diketahui, RS Tebet telah meresmikan poli layanan BPJS Kesehatan sejak 31 Januari 2017; beroperasi setiap hari Senin sampai hari Sabtu. Termasuk pelayanan satu atap dengan Mandiri Inhealth yang tersedia hari Senin- Sabtu dari pukul 07.00 sampai pukul 21.00.

RS Tebet sudah terakreditasi dan dinyatakan sebagai rumah sakit tipe B melalui SK Menteri Kesehatan. Pelayanan yang disediakan: Instalasi Gawat Darurat, Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Klinik Dokter Umum, Klinik Spesialis dan Klinik Spesialis Gigi dan Mulut. Pelayanan Khusus, meliputi Klub Diabetes, Klub Asma dan Konsultasi Gizi. Medical Check Up (berbagai MCU, termasuk di antaranya adalah MCU bagi calon karyawan). Pelayanan Rawat Inap.

Fasilitas Penunjang Medik (radiologi, laboratorium – sistem laboratorium otomatis dan terintegrasi dan tenaga patologi klinik yang handal -, kardiologi, rehabilitasi medik). Kemudian didukung fasilitas penunjang lainnya, seperti ATM, CSSD, STP, water treatment, laundry,dan cafetaria.(*)

- iklan -