- iklan -

JAKARTA, ITN- Bank DBS Indonesia menggelar SME Academy Talks sceara langsung melalui akun Instagram @dbsbankid beberapa waktu lalu.  Acara #SMEAcademyTalks bertujuan untuk memberikan wawasan bagi pelaku bisnis khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada masa physical distancing dengan menghadirkan Yasa Singgih, founder merek fashion pria terkenal Men’s Republic.

Dalam sesi “Basic business check-up in the pandemic situation” tersebut, Yasa berbagi pengalaman dan saran yang dilakukannya untuk tetap bertahan pada kondisi saat ini.

Hadir pula Rudi Antoni, seorang pakar bisnis yang turut memberikan tips dan wawasan untuk pelaku usaha di masa-masa sulit ini.

Yasa yang merupakan pakar bisnis bercerita bahwa bisnis yang sudah dijalankannya sejak semester pertama sewaktu kuliah ini juga terkena dampak dari pandemi yang saat ini sedang terjadi di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Bahkan ia sendiri telah merasakannya sejak Januari, sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang warga Indonesia yang terkonfirmasi positif virus corona (COVID-19). Supply chain bisnisnya terganggu karena bahan pasokan dari Cina terhambat. Seperti yang kita ketahui bahwa Cina adalah negara pertama yang terjangkit COVID-19.

“Terganggunya rantai pasokan tersebut menyebabkan produksi Men’s Republic mengalami perlambatan. Meskipun model bisnis dijalankan secara online, namun penjualan perusahaan juga terkena dampak terlebih sejak diberlakukannya kebijakan physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” ujar Yusa kepada indonesiatripnews.com dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (19/4/2020).

Hal tersebut menurutnya dikarenakan adanya perubahan kebutuhan konsumen yang lebih fokus ke kebutuhan primer seperti makanan dan alat kesehatan, daripada kebutuhan sekunder dan tersier.

Dampak pandemi tidak hanya dirasakan oleh brand, tetapi juga pemasok serta pabrik di mana mereka kehilangan demand untuk menyuplai barang dan produksi karena saat ini kemampuan beli konsumen menurun.

Oleh karena itu terjadi perubahan pada sistem pembayaran ke supplier dan pabrik yang mengharuskan Men’s Republic untuk membayar pesanan dan produksi di awal.

Alhasil cash flow perusahaan pun terganggu karena penjualan yang turun, pembayaran untuk supplier dan pabrik dipercepat, dan tetap harus membayar biaya operasional perusahaan termasuk memberikan gaji karyawan.

Sebagai pelaku usaha, diperlukan beberapa langkah untuk dapat bertahan. Perubahan pada pengaturan arus keuangan perusahaan perlu dilakukan untuk tetap dapat mempertahankan bisnis agar berkelanjutan pada kondisi sulit seperti saat ini.

“Salah satunya dengan efisiensi biaya dan mengalokasikan biaya non-operasional sebagai cadangan agar produksi bisa tetap berjalan, sehingga diharapkan kas perusahaan dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih panjang dalam menghadapi perubahan pasar,” jelas Yasa.

Berikut adalah saran dan pengalaman yang dibagikan oleh Yasa bagi para pelaku usaha dalam menghadapi perubahan pasar:

1. Mengatur cash flow

Yasa mengubah caranya dalam menjalankan bisnis, dari yang semula mode attack menjadi mode survival. Upaya yang dilakukan mulai dari efisiensi biaya untuk kegiatan branding, menunda kegiatan ekspansi perusahaan, hingga menunda campaign lebaran. Dalam internal perusahaan, diberlakukan unpaid leave, pemotongan gaji bagi beberapa karyawan, hingga tidak mengambil gaji bagi dirinya sendiri sebagai pimpinan. Langkah tersebut dibutuhkan untuk menjaga cash flow jangka panjang mengingat tidak adanya kepastian kapan pandemi akan berakhir.

2. Berempati dan menjaga komunikasi

Menurut Yasa yang terpenting dalam menjalankan bisnis adalah bukan hanya sekadar untung tetapi juga menyediakan apa yang dibutuhkan oleh konsumen.

Dengan kondisi saat ini di mana alat kesehatan menjadi hal yang sangat dibutuhkan, maka Men’s Republic memproduksi dan menjual masker dan mengomunikasikan kepada pelanggan bahwa dengan membeli produk tersebut mereka telah membantu para pengrajin untuk tetap dapat bertahan hidup, dan juga membantu masyarakat agar mudah mendapatkan pasokan masker.

Secara aktif menginformasikan apa yang perusahaan lakukan untuk mencegah penularan virus seperti melakukan penyemprotan desinfektan pada gudang, dan pengecekan suhu tubuh pekerja.

Hal tersebut dilakukan guna mempertahankan kepercayaan konsumen bahwa perusahaan peduli terhadap kondisi saat ini.

Rudi Antoni, sebagai seorang pakar bisnis yang telah malang-melintang memberikan business coaching, juga membenarkan bahwa pada situasi saat ini penting bagi perusahaan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen, karyawan, komunitas, juga mitra.

3. Pengaturan karyawan

Memberlakukan Working From Home (WFH) dan mewajibkan karyawannya untuk mengisi aplikasi update pekerjaan dilakukan Yasa guna menjaga produktivitas perusahaan.

Selaku pakar bisnis, Rudi juga memberikan saran bahwa pelaku bisnis perlu untuk membuat rencana harian dengan minimal enam aktivitas yang harus dilakukan mulai dari yang paling prioritas, atau yang dapat memberikan pemasukan bagi perusahaan.

4. Strategi marketing yang baru

Selama masa pandemi ini, terjadi pergeseran kebutuhan di dalam masyarakat. Mereka cenderung akan mengesampingkan hal-hal sekunder, seperti kebutuhan fashion, termasuk sepatu.

Memberikan potongan harga untuk semua produk adalah salah satunya. Melihat upaya yang dilakukan Yasa tersebut, Rudi menjelaskan bahwa keputusan membeli konsumen ditentukan oleh logika sebesar 20% dan emosional sebesar 80%.

Konsumen terdorong untuk membeli sesuatu yang memiliki nilai lebih. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk memaksimalkan aspek emosional pembeli.

Pada kondisi saat ini, perusahaan dapat menyentuh aspek emosional pembeli dengan mendonasikan sebagian hasil penjualan untuk penanganan COVID-19 di Indonesia.

Saran lainnya yang diberikan oleh Rudi adalah dengan menjadikan karyawan yang merupakan cost center menjadi profit center.

Misalnya pada contoh bisnis yang dijalankan Yasa, perusahaan dapat menjadikan setiap karyawan sebagai sales dengan memberikan database pelanggan untuk dihubungi sehingga perusahaan dapat menjangkau lebih banyak konsumen.

5. Memanfaatkan layanan perbankan

Para pelaku usaha dituntut harus mampu memanfaatkan layanan-layanan perbankan online  secara optimal.  Tidak sedikit perbankan yang menawarkan layanan-layanan semacam ini yang akan memudahkan para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya.

Sementara itu menurut Husin Hartono, Head of Sales Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia mengatakan pihaknya memiliki layanan perbankan digital bagi korporasi yaitu DBS IDEAL.

Layanan ini, menurutnya memungkinkan nasabah korporasi mengakses layanan perbankan selama 24 jam seperti mengecek rekening, status keuangan hingga menyetujui transaksi keuangan berikutnya kapan saja selama 24 jam dan dari mana saja.

Kemudahan lainnya adalah menciptakan transparansi pada arus keuangan bisnis, dan melakukan integrasi pada sistem.

“Sebagai lembaga keuangan, Bank DBS Indonesia menjalankan praktis bisnis dan perbankan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, dengan menyediakan layanan perbankan yang mendukung dan memudahkan para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya. Melalui layanan DBS IDEAL, pelaku usaha dapat mengatur keuangan perusahaan dari rumah sehingga bisnis lancar dan produktif,” jelas Husin Hartono.

- iklan -