- iklan -

JAKARTA, ITN- PARIWISATA halal saat ini telah menjadi suatu mega tren dan diproyeksikan akan terus berkembangg di masa datang. Bekerjasama dengan Mastercard-CrescentRating, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 yang mengacu pada standar global Global Muslim Travel Index (GMTI).

“Muslim traveler di dunia ini pergerakannya luar biasa. Indonesia punya komitmen yang tinggi untuk menjadi global player dalam hal pariwisata halal. Menjadi global player pilihan yang tepat karena negara kita merupakan negara penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia,” ujar Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Anang Sutono membuka acara peluncuran IMTI 2019, di Kemenpar, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/19).

Sepuluh Destinasi Wisata Halal Unggulan Diluncurkan
Menpar Arief Yahya

Lebih lanjut Anang mengatakan, “Ada sepuluh detinasi wisata halal yang dipilih dan dibina dalam bimbingan teknik menggunakan standar GMTI, yakni Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya)”.

Kesepuluh destinasi tersebut menurut Anang diberi pelatihan, dimonitoring, dan dievaluasi, yang ditujukan untuk bersaing dalam Global Muslim Traveler Index yang diselenggarakan pada pertegahan 2019.

Target Menpar, Indonesia peringkat pertama pada GMTI 2019. “Indonesia telah menumbuhkan empat aspek dari GMTI melampaui semua negara. IMTI menghadapkan masing-masing daerah untuk menumbuhkan wisata halal di setiap destinasi. Ada komitmen yang kuat dari setiap elemen pemerintah dan pertumbuhan yang signifikan dari pemain industri pariwistaa halal,”jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutannya.

Posisi Indonesia pada GMTI 2018 berada di peringkat kedua bersama Uni Emirat Arab. Pada peringkat pertama diduduki Malaysia sebagia negara dengan pariwisata halal terbaik 2018. Berikut posisi lengkap peringkat GMTI 2018: 1. Malaysia; 2. Indonesia dan UAE; 3. Turki; 4. Arab Saudi; 5. Singapura; 6. Qatar; 7. Bahrain; 8. Oman, dan 9. Maroko.

Menpar menjelaskan, target kunjungan wisatawan halal tourism dunia ke Indonesia tahun ini sebanyak 5 juta atau tumbuh 42% dari tahun lalu sebanyak 3,5 juta. “Target 5 juta wisman halal tourism itu mencapai 25% dari target kunjungan 20 juta wisman pada tahun ini. Peluang Indonesia mencapai target tersebut sangat besar mengingat jumlah wisatawan muslim dunia tahun 2020 diproyeksikan mencapai 158 juta dengan pertumbuhan sekitar 6%,” ungkapnya.

Sepuluh Destinasi Wisata Halal Unggulan Diluncurkan
Anang Sutono

Menpar menekankan, 10 destinasi pariwisata halal unggulan perlu mengenali kekuatan dan kelemahannya berdasarkan kriteria standar pariwisata halal global Masercard-CrescentRating GMTI yang menggunakan kreteria ACES (Access, Communications, Environment, and Services).

Sebelumnya perusahaan teknologi keuangan Mastercard dan otrotitas di industri wisata halal CresentRating menerbitkan laporan mengenai tren wisata halal di utama. Laporan dengan nama Mastercard-CrescentRating Halal Travel Frontier 2019 (HTF2019) Report mengindentifikasi 17 tren wisata halal di dunia.

Laporan ini juga memprediksi bagaimana teknologi, lingkungan, dan aktivisme sosial dapat membawa perubahan yang lebih besar pada setiap aspek industri wisata Halal serta memudahkan para wisatawan muslim untuk menjelajahi dunia.

Berikut 17 tren wisata halal yang diprediksi marak terjadi pada 2019: 1. Peningkatan kesadaran akan isu-isu sosial selagi menjelajahi destinasi-destinasi tujuan. 2. Kecerdasan buatan akan semakin memberdayakan para wisatawan muslim 3 . Sertifikasi halal akan semakin canggih didukung dengan teknologi Augmented Reality (AR) 4. Teknologi Augmented Reality (AR) akan menghubungkan para wisatawan dengan warisan budaya Islam yang hilang 5. Konsolidasi industri wisata Muslim akan melahirkan brand-brand gaya hidup / pariwisata Muslim yang lebih kuat 6. Disrupsi pada pasar perjalanan umroh tradisional dengan paket perjalanan umroh yang dilakukan secara mandiri (Do It Yourself – DIY) 7. Pelatihan umroh yang lebih mendalam dengan teknologi Virtual Reality (VR) 8. Konvergensi perilaku bepergian berbasis mobile 9. Pertumbuhan negara-negara non Organisasi Kerja Sama Islam di pasar perjalanan Muslim 10. Bertumbuhnya konsep “Perjalanan Mie Instan” yaitu perjalanan singkat yang tidak terencana dengan harga yang terjangkau 11. Industri hotel dan penginapan akan semakin ramah bagi wisatawan muslim 12. Meningkatnya suara perempuan dalam perencanaan perjalanan 13. Destinasi-destinasi tujuan akan menemukan berbagai identitas wisatawan muslim dengan nilainilai umum yang sama 14. Menurunnya wisatawan muslim yang berkunjung ke destinasi-destinasi yang dipersepsikan kurang ramah wisatawan muslim 15. Meningkatnya upaya pengembangan sumber daya manusia 16. Meningkatnya permintaan akan jasa penasihat perjalanan Halal 17. Mencegah terjadinya kekacauan pada big data pariwisata Halal. (evi)

- iklan -