- iklan -

JAKARTA, ITN – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan bantuan kepada seluruh pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) di Indonesia. Hal ini mendapat support dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio.

Sebanyak 44 penerima Bantuan Pemerintah (Banper) Bekraf 2019 hadir dalam acara penyerahan simbolis Banper Bekraf 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (16/12/19). Kegiatan ini merupakan akhir dari program Banper Bekraf yang telah dilaksanakan sejak Desember 2018 hingga Desember 2019.

“Ekraf itu di luar kota besar bisa berkembang lebih pesat jika bisa di monotaise dan kita memanfaatkan kehadiran pariwisata melalui turis untuk dapat digunakan buat positif untuk pelaku Ekraf. Melalui bantuan dari Bekraf sangat bermanfaat bagi kreativitas masyarakat,” ujar Wishunutama saat jumpa pers penyerahan simbolis Banper Bekraf 2019.

Menparekraf Wishnutama: Bantuan Bekraf Bermanfaat Buat Kreativitas Masyarakat
Kiri ke kanan Didik Ninik Towo, Selliane Halia Ishak, Wishnutama Kusubandio, dan Hari Santosa Sungkari, saat jumpa pers sebelum acara penyerahan simbolis Banper Bekraf 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (16/12/19).

Menparekraf mengatakan, “Ekraf harus bisa dirasakan hingga pedesaan serta kota kecil. Melalui pariwisata maka eknomi kreatif bisa dirasakan sehingga kesejahteraan itu muncul”

“Saat wisatawan datang maka buat ekosistem ekonomi kreatif untuk mendukung masyarakat lokal tersebut dan itu kita lakukan di Labuan Bajo,” tambahnya.

Sementara Deputi infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari menjelaskan,”Infrastruktur ekonomi kreatif berupa ruang kreatif, sarana, dan teknologi pendukung akan mempercepat lahirnya SDM Kreatif unggul yang akan berkreasi, memproduksi, dan mendistribusikan karyanya serta memberikan tempat atau platform untuk konsumen menikmatinya”.

Program Banper ini menurutnya bersifat stimulan dan merupakan usulan kebutuhan dari pelaku kreatif sebagai penerjemah atas fungsi Deputi Infrastruktur  yaitu pelaksanaan pemberian dukungan kepada semua pemangku kepentingan terkait pengembangan infrastruktur ekonomi kreatif.

“Revitalisasi yang dibutuhkan para pelaku ekraf dalam menghasilkan karya mulai dari musik, fashion, kuliner hingga pertunjukkan untuk bisa menghasilkan lebih cepat dan ini dihibahkan kepada para pelaku,” ujar Hari.

Menparekraf Wishnutama: Bantuan Bekraf Bermanfaat Buat Kreativitas Masyarakat
Hari Santosa Sungkari pada acara penyerahan simbolis Banper Bekraf 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (16/12/19)

Lebih lanjut Hari mengatakan, “Harus ada peningkatan ekonomi sehingga masyarakat bisa berkarya dan bertambah nilai ekonomi”.

Menurutnya sejak dibukanya penerimaan proposal Bantuan Pemerintah Bekraf 2019 pada 1 Desember 2018 sampai dengan 28 Februari 2019, Bekraf telah menerima sebanyak 1.167 proposal yang kemudian diseleksi secara ketat meliputi seleksi administrasi, seleksi teknis, dan verifikasi lapangan. Hingga akhirnya terkurasi sebanyak 44 pengusul yang ditetapkan sebagai penerima Banper Bekraf 2019.

Direktur Fasilitasi Infrastuktur Fisik, Selliane Halia Ishak, menambahkan, “Sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 tercatat sebanyak 59 Ruang Kreatif direvitalisasi. 9.490 unit Sarana dan 1.713 Teknologi Informasi dan Komunikasi telah diberikan kepada 136 penerima Banper yang tersebar dari Kota Sabang sampai dengan Kabupaten Asmat

“Tahun ini ada 44 penerima dari 24 revitalisasi bangunan, sarana ada 11, TIK ada 14 dan total anggaran yang dibantu di 2019 Rp48 miliar. Semua dilakukan melalui tender, utamanya memberikan bantuan untuk memberikan pendapatan buat ekraf serta menambah tenaga kerja,” jelas Selliane.

Ia mengatakan, “Tahun 2019 TIK itu lebih kepada software, camera dan bisa memberikan layanan IT service nya. Semua sub sektor dijual melalui digital, berharap untuk mengangkat pelaku ekraf secara konvensional secara digital baik melalui kriya maupun lainnya dalam bentuk digital”.

Dengan adanya bantuan ini maka para pelaku Ekraf dari Yogyakarta Didik Ninik Towo merasa bersyukur. Terlebih bisa mendongkrak kreativitasnya menjadi lebih dikenal bukan hanya di Indonesia melainkan di Mancanegara.

“Bantuan dari Bekraf, kami mendapatkan sarana revitalisasi lalu TIK serta sarana yakni speaker dan dokumentasi berupa digital. Melalui digital maka akan memudahkan peneliti mencari data perihal seniman,” ungkapnya.(evi)

- iklan -