JAKARTA, ITN- SETELAH tahun lalu digelar perayaan 17 Agustus dalam rangka perayaan HUT Kemerdekaan RI di Pontianak, Kalimantan Barat dengan tajuk “Karnaval Khatulistiwa”, tahun ini Kementerian Pariwisata bersiap mengawal hajatan akbar kemerdekaan Indonesia bertajuk “Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT)” pada 20-21 Agustus 2016 mendatang.
Danau Toba merupakan satu dari 10 top destinasi, yang popular dengan sebutan “Bali Baru”, selain Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra, dan Morotai Maltara.
Pada 2016, karnaval diagendakan berlokasi di dua kota, yakni Balige (Tobasa) dan Parapat (Simalungun) Toba Sumatera Utara dan akan dihadiri Presiden RI Joko Widodo serta sejumlah Menteri, Gubernur serta Bupati dari tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba.
“Kita ingin menggaungkan Toba sebagai destinasi pariwisata unggulan dan menjadi salah satu dari ’10 Bali Baru’. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai destinasi prioritas pembangunan infrastruktur,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (10/7/16).
Menurutnya kegiatan Karnaval Kemerdekaan dahulu dikenal dengan Karnaval Budaya dari 34 Provinsi se-Indonesia. Momen tersebut biasa diselenggarakan di Istana Negara pada 18 Agustus setiap tahun di Jakarta hingga 2014. Sejak 2015, pemerintah ingin semangat kemerdekaan juga terasa, bukan hanya di Jakarta maupun di Pulau Jawa.
Menindaklanjuti persiapan Toba sebagai destinasi prioritas, saat ini sejumlah pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan. Di antaranya persiapan jalan tol dari Kota Pematangsiantar hingga kawasan Danau Toba di Parapat yang akan dimulai tahun depan serta peningkatan bandar udara Silangit Toba. Saat ini telah ada penerbangan langsung dari Jakarta, Kualanamu maupun Batam.
“Danau Toba merupakan destinasi yang lengkap sebagai wisata alam, geopark dan /water sport ditambah kekayaan budaya yang unik,” ungkapnya.
Menpar mengatakan, “Dua lokasi karnaval, yakni Balige dan Tobasa memiliki panorama alam seperti Ubud di Bali. Di sana ada sawah yang hijau dan subur, di Parapat dikenal dengan keramahan penduduknya serta budaya lokalnya”.
Tiga aktivitas besar dalam KKPDT 2016, yakni konser dengan panggung apung di Pantai Bebas, Parapat, Simalungun, lalu ada Karnaval Budaya di Balige, Toba Samosir, dan dilanjutkan dengan Pesta Rakyat.
Seluruh artis, koreografer, desainer, penggagas kreatif, promotor, dan pengisi acara adalah putera-puteri terbaik di level nasional. Ada group musik Slank, Edo Kondologit, Opi Anderesta, Sammy Simorangkir, Judika, dan lainnya.
Rencananya, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bukan sekedar hadir di perayaan tersebut, tetapi juga akan ikut pawai bersama masyarakat Sumut.
Presiden Joko Widodo akan mengenakan ulos Ragidup Sirara, sedangkan Ibu Negara Iriana Jokowi akan memakai ulos bermotif Tum-Tum yang dirancang khusus oleh Edward Hutabarat.
Ketua Panpel KKPDT 2016, Premita Fiti menjelaskan rangkaian kegiatan karnaval itu meliputi parade perahu berhias lampu warna-warni di Danau Toba, panggung apung atau floating stage, pentas musik artis ibu kota, pesona tarian kontemporer berbasis tari daerah, penampilan opera Batak, pesta kuliner dengan menghadirkan Chef Bara Pattiradjawane dan foodtruck di Parapat, serta karnaval dan Panggung Rakyat di Balige.
“Performance pengisi panggung kali ini merupakan perpaduan antara ethnic dan modern. Kapasitas penonton di Balige sekitar 20-30 ribu orang, lalu di Pantai Bebas 30-40 ribu orang,” ungkap Fifi lebih lanjut.
Sementara pada kesempatan yang sama Koordinator Pelaksana Karnaval Jay Wijayanto menambahkan, “Karnaval ini akan menggunakan jalur sepanjang 3,5 Km dari Soposurung hingga Simpang Sibulele”.
Sudah ada 26 provinsi dan 26 kabupaten dan Kotamadya di Provinsi Sumatera Utara dan 7 kabupaten di kawasan danau Toba telah memastikan keikutsertaannya.
“Ada 15 mobil hias dengan tema-tema visual berbagai sub-etnik Batak, iring-iringan 700 wanita berpakaian adat yang menjunjung tandok. Tandok itu anyaman berisi beras yang biasanya dipanggul di atas kepala oleh perempuan Batak,” jelas Jay.
Selain itu, menurutnya juga akan ada barisan 350 pemain seruling, 100 wanita penari Cawan, Si Gale-Gale yang ditandu, Tarian lima Puak, Topeng Huda-Huda, Pesilat Simalungun dan Gundala-Gundala Karo. Tidak lupa tampilan Gondang, alat musik kendang kecil yang dipukul dan bernada.
Jay mengatakan, “Keunikan karnaval bernuansa budaya kali ini adalah kombinasi dari tiga unsur, yakni warna, bunyi, dan gerak”.
Panggung apung yang di Parapat itu sendiri sudah cukup unik. Ini panggung mengambang pertama, dengan ukuran besar, 12×24 meter, yang jaraknya dari daratan 10 meter. “Di belakang panggung itu, nanti akan ada kapal-kapal berhias yang menjadi latar suasana Toba di malam gelap,” tuturnya.
Jalur karnaval menurutnya akan melintasi pasar tradisional Balerong yang terdiri dari enam bangunan megah yang dibangun tahun 1930 dengan hiasan ukiran khas Batak Gorda. (evi)