JAKARTA, ITN- EARTH hour merupakan kampanye lingkungan hidup dengan melakukan aksi mematikan lampu dan peralatan elektronik tidak terpakai dalam waktu satu jam. Earth Hour dimulai di Sydney, Australia pada tahun 2007 dan telah berkembang menjadi gerakan global dengan ratusan juta orang lebih dari 5.000 kota di 135 negara di seluruh dunia. Untuk mendukung kampanye global Earth Hour dan inisiatif WWF.
Dalam rangka memperingati Global Earth Hour, The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan tahun ini kembali menyampaikan pesan-pesan lingkungan melalui seni dalam satu aktivitas unik berjudul EARTH ‘ART’ HOUR.
Empat seniman lokal muda menjadi bagian dalam pertunjukan kolaborasi kreatif yang berdurasi 60 menit, yaitu “Live painting in the dark” atau “Melukis dalam Gelap”, dimana mereka merangkul budaya, bakat, dan lingkungan kedalam kreasi mereka.
Selain itu, selama perayaan Earth ‘ART’ Hour yang berlangsung pada Sabtu (25/3/17) pukul 20:30- 21:30 WIB, lobi hotel dihiasi lilin dan beberapa karya seni dari fotografer Spanyol, Pepe Arcos.
Pada hari tersebut, The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan bergabung dengan The Ritz-Carlton Program Community Footprints, ikut berpartisipasi dengan jutaan pecinta lingkungan di seluruh dunia dengan mematikan lampu selama 60 menit penuh.
Tema EARTH ‘ART’ HOUR dipilih sebagai cerminan dari kampanye hiburan edukatif bagi para tamu serta masyarakat umum untuk menampilkan tujuan dan dukungan mereka dalam merangkul kesenian bangsa selama acara. Pada saat lampu dimatikan dan lilin menyala, empat artis akan menampilkan bakat artistik mereka selama satu jam tersebut.
“EARTH ‘ART’ HOUR pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014, dimana tidak kurang dari enam seniman lokal muda berpartispasi dalam kegiatan ini,” ujar Cluster Director of Marketing CommunicationsThe Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan & JW Marriott Hotel Jakarta, Adeza Hamzah dalam siaran persnya kepada IndonesiaTripNews.com.
Tahun ini menurut Adeza ada empat orang seniman yang berpartisipasi diantaranya, yakni Tania Hazrriandiba, Kania Yuliandini, Dikdik Ardiwinangoen, dan Dadan Matdani, yang masing-masing menampilkan karya seni historis yang menggambarkan masyarakat dan lingkungan di Indonesia serta logo The Ritz-Carlton yang tampilkan interpretasi setiap seniman itu sendiri.
“Hasil karya seni mereka ditampilkan di lobi hotel selama satu bulan dan dijual untuk umum,” tambah Adeza. (evi)