JAKARTA, ITN- PAMERAN Expo Clean & Laundry 2018 yang mengusung tema “Coverging Service dan Technology” untuk kelima kalinya digelar dan secara resmi dibuka oleh Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, Imran Agus Nurali di JIExpo, Kemayoran, Selasa (27/3/18).
“Setiap tahunnya pameran ini selalu berupaya untuk fokus pada aspek cleaning dan laundry dari berbagai perspektif. Tahun ini kami fokus mengangkat isu pengelolaan laundry rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan,” ujar Direktur PT Media Artha Sentosa selaku penyelenggara Expo Clean & Laundry 2018, Teddy Halim dalam sambutannya saat membuka acara.
Menurut Teddy jumlah pengunjung dan peserta pameran terus bertambah, di tahun ini menargetkan 8.000 pengunjung. “Selain menghadirkan seminar, business matching, hingga pameran produk, teknologi, dan layanan terkini, kami juga memperkenalkan Lembaga Sertifikasi Profesi Laundry dan Badan Usaha Sertifikasi Laundry,” ungkapnya.
“Dengan kondisi pelayanan di rumah sakit khususnya di cleaning dan laundry, ini perlu perhatian khusus supaya ke depannya lebih diperhatikan agar masyarakat bisa terlindungi,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Imran Agus Nurali mengatakan, “Potensi bisnis cleaning dan laundry tidak hanya dijumpai di segmen perhotelan maupun consumer. Namun di segmen rumah sakit pun, bisnis cleaning dan laundry sangat menjanjikan”.
Hal itu menurutnya dapat dilihat dari jumlah rumah sakit dan Puskesmas di Indonesia, yakni ada 2.700-an rumah sakit dan 9.800 Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan, “Rumah sakit itu harus clean baik prasarana dan sarananya, fasilitas pelayanan rumah sakit adalah mencegah penyakit infeksi nosokomial yang berada dari rumah sakit sendiri. Karena lingkungan di dalamnya tidak diperbaiki”.
“Pameran ini diharapkan menjadi sarana peningkatan kualitas kesehatan dan menjadi sumber referensi bagi sektor terkait. Peran Expo Clean & Expo Laundry 2018 tidak hanya penting dalam mewujudkan visi dan misi suatu lembaga, namun lebih dari itu dapat memberikan kontribusi baik secara material maupun non material,” tambah Ketua Umum Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI), Warsono Raharjo. (evi)