JAKARTA, ITN- Tenun merupakan salah satu ekonomi kreatif di beberapa daerah di Indonesia, seperti Nusa Tenggara Barat, Baduy, Jepara hingga Sumatera (songket).
Tenun biasanya sudah ada di satu daerah dan merupakan warisan turun temurun, sehingga ciri khas tenun masing-masing daerah punya motif berbeda.
Kepopuleran kearifan lokal ini tidak hanya menarik perhatian pecinta fesyen negeri sendiri tetapi juga dunia barat. Lewat dukungan BRI Prioritas, Cita Tenun Indonesia (CTI) menggelar sebuah peragaan busana kolektif bertajuk Antologi di Dion, Senayan Park, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Antologi merupakan sebuah bunga rampai dari persepsi akan tenun Indonesia yang diwujudkan dalam busana siap pakai dan semi-adibusana. Koleksi pada pagelaran ini dirancang oleh tiga rumah mode ternama Indonesia dengan sisi artistik berbeda: Mel Ahyar, Danjyo Hiyoji, dan Eri.
Mel Ahyar mengawali pagelaran dengan sebuah koleksi berjudul “Kawin Campur 2” untuk labelnya yang khusus didedikasikan untuk kebudayaan Nusantara, Mel Ahyar Archipelago.
Seperti namanya Mel Ahyar mengawinkan tujuh macam kain dari berbagai provinsi, desainer berlanggam demi-couture ini bermain dengan desain asimetris, pola dekonstruksi dan sambung motif kontras.
kali ini, menurutnya, koleksi tersebut dibuat dengan moderen dan styling yang lebih muda. “Ini adalah sequel dari koleksi Kawin Campur pertama yang lebih culture ke modernity. How we get together culture yang ada di Indonesia. Stylingnya lebih modern dan young dengan harapan adik-adik generasi berikutnya bisa tertarik lagi mengolah kain-kain tradisional,” ujar Mel saat jumpa pers yang digelar sebelum pagelaran berlangsung.
Kawin Campur dua merupakan sekuel dari presentasi mode bertajuk serupa yang diadakan Maret lalu, juga hasil kolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia.
Selanjutnya, Dana Maulana dan Michael Simiadi dari Danjyo Hiyoji membawakan deretan busana pria dan wanita bertajuk “Temu” (dibaca: Titik Temu). Tema tersebut mengacu pada daya konvergensi dari kayanya ragam tenun daerah yang diterjemahkan lewat semangat jiwa muda khas label kontemporer yang berdiri sejak awal milenium tersebut.
Desainer Eridani memamerkan kepiawaiannya dalam menggabungkan elemen jukstaposisi halus lewat lipit dan struktur, gelepai dan keringkasan, serta kecantikan dan maskulinitas saat menutup Antologi dengan koleksi bertajuk “Kvlturati” untuk labelnya, Eri.
Paduan dari sejumlah dualisme tersebut hasilkan deretan busana yang anggun, mewah, dan karismatik namun bersahaja berkat kecerdikan Eridani dalam memainkan teknik potong dan jahit.
Gelaran ini merupakan sebuah reproduksi dari presentasi Cita Tenun Indonesia pada Wastra Nusantara: the Journey to Indonesian Fashion yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Doha, Qatar, pada 30 Oktober 2022 lalu, juga didukung oleh BRI Prioritas.
Keikutsertaan Cita Tenun Indonesia bersama Mel Ahyar, Danjyo Hiyoji dan Eri bergerak dalam misi pengenalan budaya dan busana khas Indonesia kepada khalayak di jazirah Arab.
Pemilihan desainer mode dengan garis rancang berbeda dimaksudkan agar kain tenun tradisional dapat mengalami berbagai inovasi baru, serta dapat diterima oleh khalayak dengan beragam preferensi gaya.
Tenunnya sendiri diambil langsung dari para perajin binaan CTI yang telah mendapatkan berbagai pelatihan, baik untuk pewarnaan, teknik hingga karakteristiknya. Sehingga sebelum dipakai oleh desainer, tenun-tenun itu sudah sesuai dengan peruntukannya. (evi)