- iklan -

JAKARTA, ITN – Revitalisasi Kota Tua Jakarta memasuki babak baru dengan integrasi MRT dan ekonomi kreatif. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar, mendorong kawasan bersejarah ini akan bertransformasi menjadi pusat budaya modern, menyambut 500 tahun Jakarta dengan wajah baru yang tetap mempertahankan jiwa lamanya.

Hal ini disampaikan Wamen Ekraf saat menghadiri TOD Forum bertajuk “Presenting Heritage, Shaping Urbanity: MRT Jakarta di Kota Tua” yang digelar di Museum Mandiri, Selasa, 21 Oktober 2025.

-iklan-

“Hari ini kita hadir karena cinta terhadap Kota Tua. Gotong royong adalah warisan Indonesia, dan melalui kolaborasi inilah kita memastikan kawasan bersejarah ini menjadi ruang modern tanpa kehilangan akarnya,” ujar Wamen Ekraf.

Wamen Ekraf Jadikan Kota Tua Laboratorium Kolaborasi Kreatif Menyambut Jakarta 500 Tahun

Forum ini menjadi momentum sinergi lintas sektor untuk memperkuat peran Kota Tua menjadi pusat budaya, ekonomi kreatif, dan transportasi modern terpadu.

Rencana revitalisasi ini dikaitkan dengan dua momentum besar, yakni peringatan 500 tahun Jakarta pada 2027 dan rampungnya proyek MRT hingga Kota Tua pada 2029, sekaligus memastikan kreativitas dan kebudayaan menjadi poros utama transformasi kota.

Wamen Ekraf menegaskan bahwa kehadiran Kementerian Ekraf dalam revitalisasi Kota Tua merupakan wujud nyata semangat gotong royong antarkementerian dan pemangku kepentingan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa transformasi Kota Tua adalah upaya menghidupkan kembali nilai sejarah dalam ruang kota masa kini.

“Perpanjangan MRT bukan sekadar mobilitas, melainkan simbol bahwa masa depan dapat berpijak di titik sejarah. Kota Tua adalah kompas yang mengingatkan Jakarta untuk tetap selaras antara manusia, sejarah, dan ruang hidupnya,” ujar Rano.

Kepala Bappeda DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania, menekankan kesinambungan antara warisan budaya dan arah pembangunan kota.

“Kota Tua menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, menegaskan Jakarta sebagai kota global yang modern namun tetap berakar pada sejarahnya,” jelasnya.

Dari sisi infrastruktur, President Director PT MRT Jakarta, Tuhiyat, menambahkan bahwa Stasiun MRT Kota Tua adalah bagian penting dari strategi menghubungkan mobilitas urban dengan pelestarian kawasan bersejarah.

“Integrasi transportasi publik di Kota Tua akan membuka ruang bagi aktivitas budaya dan ekonomi kreatif yang lebih dinamis,” katanya.

Mengenai revitalisasi Kota Tua ini, Kementerian Ekraf menegaskan komitmennya menjadikan revitalisasi kawasan bersejarah sebagai ruang kolaborasi kreatif, sekaligus bagian dari upaya menjadikan ekonomi kreatif sebagai “the new engine of growth” menuju Indonesia Emas 2045.

- iklan -