MALANG, ITN- KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) mendorong para pelaku UMKM pariwisata di wilayah Malang dan sekitarnya untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru (BTS) semakin berkembang.
“KUR adalah kesempatan emas yang sebaiknya dimaksimalkan oleh para pelaku UMKM pariwisata,” ujar Asisten Deputi Investasi Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kemenpar, Henky Manurung, dalam acara Sosialisasi dan Coaching Clinic Program KUR bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pariwisata Bromo Tengger Semeru di Pendapa Museum Singhasari, Malang, Senin (18/2/19).
Henki mengatakan, “Melalui pertemuan ini, kami berharap dapat memfasilitasi para pelaku UMKM pariwisata di kawasan Bromo Tengger Semeru untuk memperoleh informasi terkait akses permodalan KUR. Detail persyaratan untuk mengakses program penguatan modal KUR dijelaskan oleh pihak bank, silakan gunakan dengan baik peluang ini”.
KUR untuk pariwisata diinisiasikan sejak 2018 dan diharapkan bisa dimanfaatkan dengan optimal oleh para pelaku usaha pariwisata di berbagai daerah.
Pihaknya memilih Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari sebagai lokasi sosialisasi KUR ini karena wilayah tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata favorit dengan daya dukung pelaku UMKM-nya yang terus bertumbuh.
Menurutnya, upaya ini merupakan langkah nyata Kemenpar untuk membantu menumbuhkan ekosistem pariwisata khususnya di bidang investasi untuk area KEK Singosari melalui skema khusus pembiayaan dan permodalan yang terjangkau.
“KEK Singosari ini sengaja dipilih sebagai salah satu lokasi sosialisasi KUR karena diproyeksikan sebagai pengembangan kawasan dari salah satu 10 destinasi pariwisata prioritas nasional yakni Bromo-Tengger-Semeru. Ke depannya, KEK ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan sekitarnya,” ungkap Henky lebih lanjut.
KEK Singosari ditargetkan mampu mendatangkan 1 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) setiap tahun. Oleh karena itu, suksesnya pembangunan KEK ini diharapkan mampu memberikan dampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisman yang ditandai dengan adanya peningkatan durasi lama kunjungan dan tingkat pengeluaran wisman, sehingga pertumbuhan ekonomi di area Malang dan Bromo-Tengger-Semeru akan meningkat pula.
Untuk memastikan percepatan pembangunan KEK Singosari, Kemenpar terus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya terkait pengembangan aksesibilitas, amenitas, dan atraksi yang berkualitas.
Henky menambahkan, sebelumnya kegiatan sosialisasi pemanfaatan KUR ini telah dilaksanakan di empat destinasi yang berbeda, yakni Humbang Hasundutan, Sumatera Utara; Magelang, Jawa Tengah; Kalianda, Lampung; dan Serang, Banten.
Penyelenggaraan acara di empat destinasi tersebut memiliki misi yang sama yakni memacu para pelaku UMKM bidang pariwisata semakin produktif dalam meningkatkan usahanya.
Kegiatan sosialisasi dan coaching clinic yang digelar hari ini, diikuti sebanyak 75 pelaku UMKM di Kabupaten Malang, sebagai kawasan penyangga industri Bromo-Tengger-Semeru, yang terdiri dari para pengusaha homestay, penyewaan jeep, suvenir, dan lain-lain.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara yang turut hadir dalam kesempatan ini menyampaikan apresiasinya terkait penyelenggaraan kegiatan sosialisasi pemanfaatan KUR bagi para pelaku UMKM di area Bromo-Tengger-Semeru, khususnya di KEK Singosari.
“Kami berharap acara ini dapat meningkatkan motivasi rekan-rekan pelaku UMKM pariwisata di Malang dalam mengembangkan pariwisata daerah. Kini para pelaku UMKM pariwisata juga tidak perlu resah terkait kendala modal, karena program KUR adalah salah satu solusi masalah permodalan yang ditawarkan oleh Pemerintah”, ungkap Made.
Senada dengan pernyataan Made, CEO BNI Wilayah Malang, Wiwi Suprihatno yang menyatakan jika suku bunga yang ditawarkan melalui program KUR dianggap sangat ringan karena para pelaku UMKM bidang pariwisata hanya perlu membayar bunga sebesar 7% efektif pertahun atau setara dengan 3,79% flat pertahun.
Menurutnya, syarat untuk mengakses program KUR tersebut sangat mudah. Bagi seluruh WNI yang menggeluti usaha yang telah berjalan minimal enam bulan, maka permohonan pembiayaan KUR dapat diajukan.
Selain itu, untuk mendukung program pemerintah dalam memajukan sektor pariwisata Indonesia, BNI Kanwil Malang tercatat telah menyalurkan KUR Pariwisata sebesar Rp 17,1 miliar kepada 65 debitur yang terbagi dalam sektor perdagangan dan jasa-jasa.
Dalam acara sosialisasi dan coaching clinic hari ini, diagendakan pula penandatanganan akad kredit oleh CEO BNI Wilayah Malang, Wiwi Suprihatno kepada para debitur yang sudah memenuhi persyaratan.
“BNI juga melakukan penyaluran secara simbolis kepada 8 penerima KUR Pariwisata dengan jenis usaha homestay dan persewaan hardtop dengan pembiayaan mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 75 juta. Hal ini merupakan bentuk komitmen BNI dalam memajukan sektor pariwisata Indonesia,” tambah Wiwi.
Terdapat 12 bidang usaha sektor pariwisata yang diusulkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dapat dibiayai dalam program KUR BNI diantaranya usaha daya tarik pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan minuman, penyediaan akomodasi, kegiatan hiburan dan rekreasi, usaha penyelenggaraan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition), jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, serta industri kerajinan dan pusat oleh-oleh.
Turut hadir pula dalam acara ini, Direktur Utama PT Intelegensia Grahatama selaku investor utama KEK Singosari, David Santoso yang menyambut baik sosialisasi pemanfaatan KUR pariwisata ini. David mengatakan penyaluran KUR ini diharapkan akan memberi nilai lebih bagi Singosari sebagai KEK yang diproyeksikan menjadi ikon kebanggaan nasional.
“Penyaluran KUR ini adalah bentuk perhatian yang tinggi dari Menteri Pariwisata dan Bupati Malang untuk bisa mengaktivasi masyarakat secara ekonomi. Semakin besar jumlah masyarakat yang bersinergi dalam mengembangan pariwisata di area KEK, semakin besar pula peluang perkembangan ekonomi masyarakat Malang,” tutupnya. (*/evi)