- iklan -

JAKARTA, ITN- MENTERI Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Sultan Tidore Huseinsyah, dan Walikota Tidore Ali Ibrahim meluncurkan Festival Tidore 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta Pusat, Rabu malam (5/4/17).

Penyelenggaraan Festival Tidore 2017 yang memasuki tahun ke-9 dan mengangkat tema “Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim” akan berlangsung pada 10-11 April 2017.

Festival Tidore 2017 Promosikan Budaya KesultananTiga top event dalam kegiatan ini, yakni Parade Juanga (keliling pulau dengan kapal formasi perang oleh sultan dan bala tentaranya yang berlangsung pada 10 April 2017), Perjalanan Paji (keliling pulau di darat dengan formasi perang menceritakan revolusi Sultan Nuku pada 11 April 2017), dan Kirab Agung Kesultanan Tidore yang disenergikan dengan pembukaan Museum Maritim Dunia di Kedaton Tidore.

Festival yang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Maluku Utara ini digelar dalam rangka memperingati hari jadi Tidore serta sebagai upaya menggali, dan melestarikan warisan sejarah budaya Kesultanan Tidore sekaligus memperkenalkan dan mempromosikan Tidore dengan seni, alam, dan budaya kesultanan.

Festival Tidore 2017 Promosikan Budaya Kesultanan“Festival ini akan menjadi daya tarik serta memudahkan para traveller untuk mengunjungi Tidore sebagai destinasi yang memiliki jenis wisata lengkap, yakni bahari, adventure, alam, religi, dan budaya,” ujar Menpar Arief Yahya dalam sambutannya.

Menpar menjelaskan lebih jauh,  penyelenggaraan festival budaya merupakan kegiatan event dalam upaya meningkatkan unsur “atraksi” sebagai bagian penting dari unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) dalam meningkatkan daya saing destinasi.

“Dengan penyelenggaraan festival budaya ini, unsur amenitas dan aksesibilitas di Tidore semakin meningkat. Ini terlihat data kunjungan wisman ke  Maluku Utara pada Januari 2017 naik 165%,” kata Arief Yahya.

Festival Tidore 2017 Promosikan Budaya KesultananSementara itu amenitas dan aksesibilitas ke Maluku Utara (Tidore, Ternate dan pulau sekitarnya) juga semakin meningkat karena ditetapkannya Pulau Morotai, Maluku Utara sebagai satu di antara 10 destinasi prioritas dijadikan menjadi “Bali Baru” yang saat ini percepatan pembangunannya tengah dilakukan  serta membawa dampak positif terhadap pariwisata Ternate dan Tidore.

Culture values harus ada tiap daerah. Yang juga harus penting itu harus ada economic values-nya. Budaya harus selalu dilestarikan, semakin dilestarikan maka semakin menyejahterakan,” ungkap Arief Yahya.

Selama penyelenggaraan, Mempar menjanjikan dukungan penuh dari pemerintah pusat untuk kelancarannya. “Yang penting. Saya mau dari event ini ada yang menjadi trending topik nasional dan internasional,” tegasnya.

Sultan Tidore Huseinsyah menjelaskan, tujuan penyelenggaraan Festival Tidore yakni sebagai upaya melestarikan nilai-nilai budaya Tidore yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. Di samping juga untuk memperkuat jati diri bangsa dan menjadi penggerak bagi terwujudnya cita-cita bangsa serta terbukanya peluang bagi masyarakat luas agar berperan aktif dalam proses pengembangan wisata budaya.

“Festival Tidore diawali kegiatan Dowaro dalam tradisi adat Tidore yakni sebuah ritual untuk mengawali setiap kegiatan adat,” ujarnya.

Pada Festival Tidore, Dowaro diawali dengan prosesi kota Tupa atau Sobaka Dorora ke rumah adat lima marga (Fola, Sou, Rom, Toha, Tomayou) yang terletak di kaki gunung Kie Matubu untuk memohon doa restu.

Sementara pada kesempatan yang sama, Walikota Tidore Ali Ibrahim mengatakan, “Aksesibilitas ke Tidore semakin mudah dengan adanya penerbangan dari Jakarta ke Bandara Babullah di Pulau Ternate setiap hari oleh Garuda, Sriwijaya Air dan Lion Air pada tengah malam dan tiba pagi hari dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam”.

Festival Tidore 2017 Promosikan Budaya Kesultanan“Dari bandara dilanjutkan dengan menyeberang lewat Pelabuhan Bastiong (Ternate) ke Pelabuhan Rum (Tidore) menggunakan speed boat  sekitar 5 menit atau kapal feri sekitar 30 menit,” ujarnya lebih lanjut.

Ia mengatakan, “Kemudahan aksesibilitas mendorong kunjungan wisatawan ke Maluku Utara semakin meningkat. Pada Januari 2017 kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 12.275 dan  53 orang, sedangkan rata-rata tingkat hunian kamar hotel di sana sebesar 30,38%”.

Selain tiga top event, kegiatan pendukung lainnya, yakni Prosesi Kota Tupa (ke rumah para Sowohi di Tambula, Folarona, dan Guruabanga di kaki Gunung Kie Matubu), Prosesi Tagi Kie (Perjalanan ke puncak Gunung Mar’ijan), Rora Ake Dango (upacara menyatukan air dari masing-masing rumah Sowohi Romtoha Tomayau) Kota Ake Dango, Siloloa Sultan Tidore, dsb. (evi)

 

- iklan -