JAKARTA-ITN– KEBERHASILAN industri pariwisata di Indonesia tidak hanya ditentukan oleh banyak, indah, dan menariknya destinasi-destinasi yang akan dikunjungi para wisatawan; tapi juga harus didukung oleh seluruh sumber daya manusia (SDM) yang terlibat di dalamnya.
Modal besar berupa tempat-tempat wisata di Tanah Air jika tidak dikelola secara profesional, piawai, dan mampu memberikan nilai tambah bagi wisatawan; maka destinasi wisata itu tidak ada artinya. Apalagi jika pihak-pihak terlibat dalam industri pariwisata memberikan pelayanan buruk kepada wisatawan, maka cap negatif tentang negara kita akan terpatri di dalam ingatan mereka.
Untuk itu seluruh instansi, pengusaha, masyarakat pariwisata, pemerintah daerah, dan pihak-pihak yang terkait dengan pariwisata harus bahu membahu guna mewujudkan keinginan agar industri pariwisata Indonesia benar-benar menjadi penghasil devisa utama Indonesia. Masih banyak obyek-obyek wisata Tanah Air –seperti obyek wisata maritim– yang belum digarap secara optimal, padahal obyek-obyek wisata yang memiliki atmosfer jempolan itu dipastikan mampu menyedot kedatangan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Salah satu kunci keberhasilan industri pariwisata di seluruh persada Nusantara adalah memberikan pelayanan kepada wisatawan. Wisatawan mancanegara yang sudah jauh-jauh dari negaranya dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit tentu ingin menikmati keindahan alam dan keragaman budaya Indonesia.
Instansi di negara kita yang selalu “menyambut” awal kedatangan wisatawan mancanegara adalah pihak Imigrasi. Para petugas Imigrasi harus menjadi “penjaga gawang” masuknya wisatawan mancanegara melalui 120 lebih “pintu masuk”, baik melalui darat, laut, dan udara di seluruh Indonesia. “Seluruh petugas Imigrasi sudah membekali diri dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima kepada seluruh wisatawan. Mereka sudah memahami prosedur tetap yang harus dikerjakan dan tidak lupa memberikan senyuman,” jelas Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Heru Santoso Ananta Yudha, MH di ruang kerjanya, ketika diwawancara khusus oleh IndonesiaTripNews.Com, beberapa hari lalu.
Selain memberikan pelayanan prima dan memberikan senyum, seluruh petugas Imigrasi harus mengutamakan secure, sehingga kunjungan wisatawan mancanegara itu benar-benar tidak ada masalah. “Meski akan mendatangkan devisa, kami juga harus memerhatikan segi keamanan. Selain memeriksa kelengkapan dokumen para wisatawan, kami dalam waktu yang relatif singkat juga melakukan wawancara yang teknik-tekniknya sudah dikuasai oleh petugas kami. Dengan demikian kita tahu tentang wisatawan tersebut,” ungkap Heru Santoso lebih lanjut.
Tugas yang dilaksanakan oleh jajaran Imigrasi dari waktu ke waktu tidaklah akan semakin ringan. Hingga tahun 2019, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia diharapkan mencapai 20 juta orang. Artinya, meningkat sekitar dua kali lipat dibandingkan saat ini sekitar 9 juta orang. Wisatawan mancanegara diharapkan mengalir deras ke negara kita dengan adanya kebijakan pemerintah untuk memberikan bebas visa bagi wisatawan dari 169 negara.
Tidak hanya Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di darat, dalam pelayaran kapal-kapal pesiar mancanegara, petugas Imigrasi Indonesia juga melaksanakan tugasnya. “Jadi kami on board sejak dari pelabuhan negara keberangkatan. Dengan pelayanan kemigrasian di kapal, maka lebih ekonomis dan efisien. Bisa dibayangkan jika kapal pesiar dengan wisatawan yang jumlahnya ribuan, berapa lama waktu yang diperlukan untuk memeriksa dokumennya?” kata Heru Santoso yang juga pernah merasakan menjadi petugas Imigrasi di kapal pesiar.
Pada penerbangan Garuda Indonesia dari beberapa negara, pelayanan imigrasi secara on board juga pernah dilakukan; sehingga memberikan kenyamanan bagi wisatawan ketika tiba di bandar udara di negara tujuan.
Di bawah kepemimpinan Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie tidak hanya pelayanan prima yang diberikan kepada wisatawan mancanegara, tapi pelayanan di Kantor-kantor Imigrasi di seluruh Indonesia ditingkatkan sehingga masyarakat Indonesia merasa benar-benar dilayani. IndonesiaTripNews.Com yang memerpanjang masa berlakunya paspor belum lama ini juga merasakan adanya peningkatan pelayanan di Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Warga masyarakat yang berusia lanjut memeroleh prioritas untuk dilayani, tidak ada lagi antrean berdesak-desakan, dan tidak ada lagi pihak-pihak yang menawarkan jasa untuk membantu mengurus paspor.
“Saya memang sedang berusaha memerbaiki Simkim (Sistem Informasi Manajemen Kemigrasian) yang sejak 2008 sudah online seluruh Indonesia. Tapi karena sudah lebih dari lima tahun dioperasikan, terasa lemot. Karena itu tahun 2017 akan kami buat yang renewable (terbarukan), sehingga data storage-nya juga lebih besar,” tulis Ronny F Sompie dalam pesan WA-nya kepada IndonesiaTripNews.Com. (ori)