TANGERANG, ITN– Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengapresiasi Panorama Group melalui unit usaha Panorama Destination dan White Horse karena telah menyediakan fasilitas transportasi bagi tenaga kesehatan saat bertugas menangani pasien COVID-19.
Angela Tanoesoedibjo saat meninjau kesiapan armada transportasi di Pool White Horse, Jl. Husein Sastranegara, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4/2020) mengatakan pihaknya mengapresiasi kesiapan para stakeholder pariwisata untuk bersama-sama berjuang dan membantu berkontribusi dalam menghentikan penyebaran wabah COVID-19.
“Langkah kerja sama dengan para pelaku industri pariwisata ini merupakan misi kemanusiaan. Bukan lagi terkait untung atau rugi. Namun semua ini dilakukan bersama untuk menangani wabah COVID-19, meskipun kami sadar industri pariwisata adalah salah industri yang terdampak,” kata Angela.
Wamenparekraf juga mengajak para pelaku industri pariwisata lainnya untuk bahu-membahu, bekerja sama dalam penanganan COVID-19 ini. Tentu dengan memperhatikan prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi. Diantaranya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawan di tengah pandemi COVID-19.
“Kami membuka lebar kerja sama dengan para pelaku industri pariwisata lainnya. Untuk bersama-sama menyelamatkan Indonesia dari pandemi COVID-19,” ujarnya.
Angela dalam kunjungannya didampingi Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa, Juru Bicara Satgas COVID-19 Kemenparekraf Ari Juliano Gema,. Sementara dari pihak perusahaan transportasi didampingi oleh Direktur Pengembangan Bisnis Panorama Destination Ricky Setiawanto, Vice President Brand and Communication Panorama Group AB Sadewa dan Angreta Chandra, CEO White Horse Group
Sementara itu, Vice President Brand and Communication Panorama Group AB Sadewa menjelaskan, Panorama Group menyiapkan total 11 armada. Sebanyak 4 big bus dan 1 minivan dari Panorana Destination dan 5 big bus dan 1 minivan 14 kursi dari White Horse untuk dijadikan kendaraan antar-jemput tenaga kesehatan dari Rumah Sakit rujukan COVID-19 ke hotel-hotel yang telah ditunjuk Pemerintah untuk melayani tenaga kesehatan.
“Sebelum pandemi COVID-19 ini terjadi kru kami sudah menerapkan SOP higienitas sejak Februari dalam melayani wisatawan mancanegara. Mulai dari menyediakan masker untuk orang yang sakit, menyemprot hand sanitizer, termasuk pengemudi dan asisten sudah menggunakan masker saat melayani wisman,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, para kru sebelum beroperasi sudah dibekali pelatihan. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu pengemudi maupun asisten pengemudi agar merasa lebih aman dan siap dalam menjalankan tugas sesuai dengan standar yang berlaku termasuk Standar Operasional Prosedur (SOP) WHO dan Kementerian Kesehatan.
Misalnya aturan duduk berjarak minimal 1 meter di dalam bus, kru bus dibekali masker dan sarung tangan, alat pengukur suhu nonkontak, hand-sanitizer, sprayer, disinfektan, kain lap, gunting, dan kantong plastik sampah.
“Penyemprotan disinfektan secara rutin dilakukan di dalam bus baik sebelum dan setelah pengantaran maupun penjemputan tenaga kesehatan terutama pada bagian kendaraan yang sering disentuh. Pengemudi dan asisten pengemudi pun diinapkan di hotel yang sama dengan tenaga kesehatan selama bertugas,” katanya.
Salah satu pengemudi White Horse Supriadi mengaku bangga bisa bertugas mengantar tenaga kesehatan yang saat ini tengah berjuang menangani wabah COVID-19 di Tanah Air.
“Meskipun hanya bekerja mengantar jemput, dan tidak menangani pasien secara langsung. Namun kami tetap bangga bisa berkontribusi bersama para pahlawan melawan COVID-19 ini untuk memerangi wabah di Indonesia. Kalau wabah ini selesai, pekerjaan kami juga akan kembali normal seperti sedia kala. Saya di sini bisa merasa bersama menjaga Indonesia,” katanya.
Hal senada juga diungkapan oleh Ruslan yang bertugas sebagai Asisten Pegemudi di Panorama Destination, ia mengaku sangat antusias saat ditunjuk untuk bertugas mengantar jemput tenaga kesehatan meskipun risiko berat ada di depan mata bahkan tidak pulang ke rumah selama bertugas demi melindungi kesehatan semua pihak. (*)