JAKARTA, ITN- LEMBAGA Kajian Nusantara (LKN) bersama Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) memberikan penghargaan kepada Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sebagai menteri yang berprestasi tinggi dalam Kabinet Kerja 2014-2019, atas prestasinya dalam mengembangkan pariwisata nasional dalam empat tahun terakhir.
“Prestasi tinggi yang diperoleh Menpar Arief Yahya, antara lain nilai PDB sektor pariwisata terus meningkat dari tahun ke tahun; pariwisata menciptakan banyak kesempatan kerja yang menggerakkan ekonomi lokal; hingga September 2018 terlihat bahwa pencapaian prestasi Destinasi Pariwisata Prioritas telah melampui target,” ujar Ketua LKN Samsul Hadi, pada acara pemberian penghargaan di Suhana Hall, The Energy Building, Jakarta Selatan, Rabu malam (24/4/19).
Lebih lanjut ia mengatakan, “Prestasi lainnya adalah daya saing pariwisata Indonesia terus membaik selama empat tahun terakhir dan tentu saja memberikan kontribusi positif pada penerimaan devisa negara, yang mengakibatkan kualitas investasi menjadi lebih baik”.
Pada kesempatan lain, Menpar Arief Yahya menjelaskan, pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68%, sedangkan kawasan ASEAN hanya tumbuh 7% dan di dunia hanya 6%. Sementara itu indeks daya saing pariwisata indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan naik 8 poin, bila tahun 2015 berada di peringkat 50 melonjak menjadi peringkat 42 di tahun 2017, sedangkan target kita berada di ranking 30 dunia pada 2019.
Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$ $12,2 miliar, menjadi US$ 13,6 miliar di tahun 2016, dan meningkat menjadi US$15 miliar pada tahun 2017 yang lalu. Tahun 2018 perolehan devisa pariwisata diproyeksikan sebesar US$ 17,6 miliar dengan perhitungan capaian 16,2 juta wisman dikalikan aspa (avarage spending per arrival) atau rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar US$ 1.100/wisman.
“Perolehan devisa pariwisata tahun ini akan menempatkan posisi pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar, mengalahkan atau sejajar dengan devisa crude palm oil (CPO) sebesar US$ 16 miliar berada di urutan teratas,” ungkap Arief Yahya.
Ketua Pelaksana Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga sebagai sebagai Waki Ketuua IAMPI Darma Tyanto Saptodewo menjelaskan, peneyelenggaraan acara pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk mendorong meningkatnya keselarasan antara Kementerian dan Lembaga dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembangunan nasional. IAMPI menginginkan agar dana masyarakat digunakan untuk kegiatan yang mempunyai manfaat besar bagi masyarakat dan dikelola secara efisien dan efetif.
Selain Menpar, ada empat menteri lainnya yang mendapatkan penghargaan, yakni Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Kaya Sumadi , dan Menteri ESDM Ignasiun Jonan. (evi)