- iklan -

JAKARTA, ITN – HARI Minggu (23/6/2024) jarum jam menunjukkan pukul 17.16 WIB, bunyi tokek mulai terdengar di belakang rumah di Jalan Merpati RT 003 RW 01, Batuampar, Kramatjati, Jakarta Timur. Bunyi tokek-tokek itu keluar dari kandang-kandang kecil bertutupkan kawat kasa.

“Ada 22 tokek yang saya pelihara untuk pembesaran,” kata Pak Andi R yang memelihara dan membesarkan tokek di belakang rumahnya yang juga dinaungi pohon melinjo, pohon salam, dan beberapa pohon lainnya. Beberapa ekor ayam, satu di antaranya jenis Cemani juga berada di lahan yang areanya memanjang itu. Sepetak kolam ikan lele dan belut juga ada di lahan tersebut.

Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat yang kini berusia 74 tahun itu bercerita mengenai usaha pembesaran tokeknya. Dia memelihara binatang melata itu sejak delapan tahun lalu, karena tergiur dengan harga tokek yang sangat fantastis, luar biasa, dan diluar nalar.

Coba bayangkan harga seekor tokek dengan ukuran panjang dari ujung kepala hingga ujung ekor sepanjang 45 Cm, bisa mencapai harga puluhan hingga ratusan miliar rupiah. Bahkan untuk ukuran yang lebih panjang lagi, bisa mencapai triliunan rupiah satu ekornya.

Pak Andi, Delapan Tahun Menggeluti Tokek
Pak Andi menunjukkan tempat untuk menyimpan jangkrik-jangkrik persediaan pakan tokek-tokek peliharaannya..

Ketika ditanya apakah tokek-tokeknya sudah ada yang menaksirnya, pemilik enam anak, 14 orang cucu, dan dua orang buyut itu mengakui sudah pernah ada yang datang untuk melihat tokek-tokek peliharaannya. “Tapi tokek yang saya pelihara ini baru berukuran 38 Cm. Sedangkan yang dicari dan sesuai standar panjangnya 43,5 Cm. Warnanya juga yang kuning keemasan. Itu yang harganya tinggi,” tuturnya. Ditambahkan, di dunia perbisnisan tokek ukuran 52 Cm hingga 65 Cm harganya bisa mencapai Rp800 triliun/ons.

Untuk membesarkan tokek-tokek peliharaannya, selama delapan tahun ini Pak Andi juga harus keluar modal yang tidak sedikit. Tokek-tokek itu setiap hari diberi pakan jangkrik jenis kalung. “Ini berbeda dengan jangkrik untuk pakan burung,” terangnya.

Jangkrik-jangkrik yang diperoleh rutin dari seorang pemasok itu harus dibesarkan dengan cara diberi pakan sisa-sisa daun singkong yang dicampur pur pakan ayam. Dengan demikian jangkrik-jangkrik menjadi gemuk dan besar untuk disantapkan kepada tokek-tokek peliharaannya.

Untuk memenuhi pakan tokeknya, setiap pekan Pak Andi menyiapkan 2 Kg jangkrik. Sebelum disantapkan kepada tokek-tokek peliharaannya, mantan karyawan PT Centex itu harus memotong sayap dan kaki belakang jangkriknya. Hal itu dilakukan agar jangkriknya tidak kabur dan duri tajam di bagian kaki belakang tidak melukai lidah tokek. Pekerjaan itu dilakukan Pak Andi setiap hari di bawah pohon bambu kuning di seberang Warung Semarang, di Jl Merpati, Batuampar, Kramatjati, Jaktim.

Pak Andi, Delapan Tahun Menggeluti Tokek
Pak Andi R dengan lampu senter memeriksa kandang tokek-tokeknya..

Ia menjelaskan 1 Kg jangkrik itu harganya Rp55.000 hingga Rp65.000. Jadi tinggal mengalikan saja, berapa biaya yang sudah dikeluarkan Pak Andi selama delapan tahun ini. Dikatakan banyak orang yang mencibir dengan pekerjaan yang dilakoninya saat ini. “Biar saja. Saya gak peduli dengan penilaian orang kepada saya selama ini,” ucapnya bersemangat.

Tokek-tokek yang dipelihara Pak Andi adalah hasil tangkapannya sendiri. Dia berburu tokek di daerah Gunung Hambalang, Bojong Gede, dan rumah-rumah kosong lainnya. Perburuan tokek itu dilakukan pada malam hari, ketika tokek keluar dari tempat persembunyiannya.

Selain tokek di dalam kandang-kandang, di belakang rumah Pak Andi juga ada tokek-tokek yang bersembunyi di balik papan. Tokek itu akan dengan cepat menyambar jangkrik yang disodorkannya dengan menggunakan lidi panjang.

Ditanya apa keinginan selain tokeknya ada yang membeli dengan harga tinggi, Pak Andi mengemukakan keinginannya membangun lahan peninggalan kakeknya menjadi tempat yang representatif untuk tokek-tokek peliharaannya, sehingga bisa berkembang biak. “Saya ingin membangun pakai baja ringan,” kata pria yang kerap mengenakan tutup kepala warna putih itu.

Menurut berbagai catatan, tokek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor ganas, terutama tumor di bagian sistem pencernaan manusia. Tubuh tokek juga diyakini mengandung anti-bodi yang mampu menetralisasi racun dalam tubuh manusia. Bahkan, konon bisa menyembuhkan penderita HIV/AIDS. Pada pangkal ekornya memiliki zat yang memiliki kemampuan untuk meregenerasi sel yang rusak dan meningkatkan stamina pria. Selain lidah, empedu tokek diyakini memiliki senyawa anti-tumor, kanker, dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh manusia. To…kek…to…kek…to…kek….(ori)

- iklan -