- iklan -

JAKARTA, ITN– WISATA bahari semakin memiliki daya tarik bagi masyarakat Indonesia, mengingat Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang besar, seperti coastal zone (wisata pantai), sea zone (wisata antar pulau), dan underwater zone (wisata bawah laut) yang sangat kuat.

Kementerian Pariwisata pun terus berupaya mengembangkan dan mempromosikan kawasan wisata bahari melalui wisata surfing, snorkeling, dan diving terutama di 10 “Bali baru” atau 10 Top Destinasi Pariwisata Prioritas, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Kawasan Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

Ricky Soerapoetra: Indonesia Sangat Bisa Menjadi Bangsa Penyelam
Ricky Soerapoetra (kanan) foto bersama selesai acara talkshow “Indonesia Bangsa Penyelam” yang digelar Masyarakat Selam Indonesia (MASI) untuk meramaikan pameran Deep & Extreme Indonesia (DEI) 2017 di Assembly Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (30/3/17). Foto evi

“Kegiatan menyelam (diving) di Indonesia belakangan ini growth-nya memang sangat tinggi. Tapi kalau kita ingin dicap dengan bangsa penyelam sejati, harus berbenah dulu di dalamnya,” ujar Sarwono Kusumaatmaja dari Yayasan Bhakti Bangsa dalam Bincang-bincang santai (talk show) bertema “Indonesia Bangsa Penyelam” yang digelar Masyarakat Selam Indonesia (MASI) untuk meramaikan pameran Deep & Extreme Indonesia (DEI) 2017 di Assembly Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (30/3)/17.

Peminat diving di Tanah Air memang terus meningkat. Kursus untuk menjadi penyelam (diver) pun menjamur dimana-mana. Beberapa tahun belakangan ini pun terselenggara pameran yang berhubungan dengan diving, yakni Deep & Extreme Indonesia. Semua itu membuktikan diving semakin mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia.

Pada kesempatan yang sama Ketua  MASI, Ricky Soerapoetra, mengatakan, “Indonesia sangat bisa menjadi bangsa penyelam. Caranya dengan menumbuhkan percaya diri bahwa kita anak pulau dan meningkatkan cinta terhadap laut dengan cara yang simple seperti sering mengunjungi laut, lalu belajar diving sampai menjadi penyelam”.

Ricky Soerapoetra: Indonesia Sangat Bisa Menjadi Bangsa PenyelamKategori selam itu menurutnya  dimulai dari snorkling, scuba diving, dan free diving. “Memang hanya pelatihan untuk mengambil sertifikat yang memakan biaya cukup mahal namun sudah ada lembaga sertifikasi yang terjangkau,” ungkapnya.

Ricky mengatakan, “Pendidikan selam itu penting terutama untuk keselamatan dan mengenali lingkungan. Sekarang pun peralatan bisa sewa dengan harga terjangkau. Namun masyarakat harus mencek dahulu alat yang disewa”.

Untuk lokasi diving menurut Ricky jangan dilihat menuju kesana mahal, diving itu olahraga rekreasi jadi lakukanlah diving pada saat liburan di lokasi terdekat.

Talk show yang juga menghadirkan Haryono Isman (mantan Menpora), Dharmawan Gharonk dari Shark Diving Indonesia, Saifullah M.Si Kabid Kelautan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang, Nesha Ichida co-founcer dari Divers Clean Action Indonesia, dan Basuki Rahmad dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) ini merupakan salah satu dari sekian takshow yang digelar untuk menyemarakkan DEI 2017.

Presiden Direktur Deep & Extreme Indonesia 2017, Dharmawan Sutanto mengatakan selama empat hari pelaksanaan DEI mulai 30 Maret – 2 April 2017 ada sejumlah talk show yang digelar dengan tujuan memberikan edukasi untuk pengunjung Deep & Extreme.

Pada hari ini, Minggu  (2/4/17) masih ada talkshow #TemanTamanLaut oleh WWF pukul 11.00 – 11.45 WIB dan talkshow bertema Responsible Traveler: Jaga Alam Indonesia oleh Putri Selam Indonesia 2016, Putri Mahendriyani dan Pamela Surya Rantung pukul 16.00 – 16.45 WIB. (evi)

 

- iklan -