- iklan -

JAKARTA, Indonesiatripnews.con: Kesempatan langka bakal datang di Indonesia. Pada 9 Maret 2016, di beberapa daerah di Indonesia akan dilintasi Gerhana Matahari Total (GMT). Fenomena alam ini jarang terjadi.

Kemungkinan peristiwa langka ini belum dapat disaksikan kembali dalam 40 tahun ke depan. Terakhir tercatat di tahun 1983 dan 1995. Namun di tahun 1995 hanya melintas singkat di Pulau Sangihe, pulau kecil di ujung utara Indonesia.

Sementara GMT 2016 GMT yang berdurasi sekitar 2-3 menit akan melintasi 12 provinsi di Indonesia, yaitu di Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, serta sejumlah kota besar di Palembang, Tanjung Pandang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi.

“GMT 2016 akan menjadi momentum untuk meningkatkan kunjungan wisman karena peristiwa tersebut banyak diminati kalangan astronom dan peneliti, komunitas astronomi, fotografer, maupun wisman dan wisnus termasuk masyarakat setempat,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya pada jumpa pers bersama Gubernur dan Kepala Dinas Pariwisata dari berbagai wilayah yang akan dilintasi GMT 2016 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Senin (25/1/16).

Menpar mengatakan, “Setiap provinsi saling berlomba mendatangkan wisatawan, akan ada total 100 event wisata di 12 provinsi di Indonesia yang diselenggarakan secara serentak”.

Menurutnya pelaku usaha diantaranya Eclipse Regatta, sudah ada empat cruise yang mendaftarkan diri melintasi Indonesia saat berlangsung GMT, yakni Orion Cruise (milik National Geographic), Coladonian Cruise, Coral Princess Cruise, dan Petr Deilmaan Cruise, sedangkan PT Pelni merencanakan tiga kapal besar sebagai hotel terapun di Bangka, Belitung, Palu, dan Ternate.

Event wisata itu pun menurut Arief Yahya didukung oleh semua pihak, terbukti dengan hadirnya Gubernur dari Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara pada saat jumpa pers.

Pada kesempatan yang sama Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Profesor Thomas Djamaluddin, mengatakan, “Gerhana matahari total Maret ini memang unik dan langka, uniknya karena melalui daratan hanya di Indonesia”.

Menurutnya Kota Maba di Halmahera Timur (Haltim) akan menjadi kota terbaik untuk melihat gerhana matahari total. “Daerah yang mengalami gerhana paling lama di Maba, Haltim, 3 menit lebih 17 detik,” jelasnya.

Menpar Arief menambahkan, “Kesempatan langka tersebut tidak boleh disia-siakan, sejatinya fenomena gerhana matahari total yang berlangsung hingga tiga menit di Maba itu dapat menjadi peluang untuk promosi Pulau Halmahera”.

“Poin saya, kesempatan ini kesempatan buat Maba dan Halmahera untuk mempromosikan wisatanya,” tegas Menpar.

Untuk acaranya, setiap provinsi di Indonesia akan melangsungkan atraksi budaya, lomba, hingga pemantauan bersama GMT. Pihak provinsi dan pemda setempat pun telah saling bekerja sama untuk memeriahkan fenomena langka tersebut. “Gunakanlah fenomena alam yang jarang terjadi ini untuk pariwisata,” tambah Arief Yahya.

- iklan -