- iklan -
JAKARTA, ITN- KEMENTERIAN Pariwisata menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) III. Rakornas yang diikuti 400 peserta ini dihadiri oleh beberapa Kementerian/Lembaga terkait mulai dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, BAPPENAS, dan BEKRAF.
Dalam Rakornas yang dibuka Menteri Pariwisata Arief Yahya dan berlangsung dua hari Selasa-Rabu (10-11/9/19) di Swissotel PIK Avenur, Jakarta ini membahas pengembangan lima destinasi super prioritas yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo, yakni
Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang
Rakornas III Bahas Lima Destinasi Super Prioritas“Ada tiga hambatan untama dalam membangun destinasi super prioritas, yakni lingkungan, infrastruktur, dan kebersihan, namun kita sudah buat critical success factor di masing-masing destinasi,” ujar Menpar Arief Yahya.

Di destinasi Danau Toba, critical succes factor yakni pembangunan kawasan The Kaldera Toba- Toba Nomadic Escape di Lahan Zona Otorita Kabupaten Toba Samosir yang nantinya pada 10 Oktober 2019, juga akan berlangsung Groundbreaking Glamping di area yang sama, perjanjian kerja sama investasi, serta infrastruktur jalan sepanjang 1,9 kilometer. Tiga hal itu merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan Danau Toba.

Adapun di Borobudur yakni pembangunan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo, jalan Bypass menuju Borobudur, serta tata ruang dan kelola lahan. “Bandara baru yang dibangun dipastikan bakal mendongkrak kunjungan wistawan baik asing maupun domestik,” ungkap Arief Yahya.

Arief menambahkan, “Per Oktober 2019, bandara ini telah melayani 66 penerbangan dengan kapasitas bandara mencapai 3 juta penumpang”.

Sementara itu, di Mandalika, menurutnya akan menjadi kawasan sport tourism. Terlebih dengan tengah dibangunnya street circuit Moto GP dengan panjang lintasa 4,32 kilometer. Hal itu akan menjadi keunggulan Mandalika yang tidak dimiliki Bali ataupun kawasan wisata lainnya.

Di Labuan Bajo, critical success factor kawasan ini  yakni pembangunan kawasan terpadu marina untuk pelabuhan, infrastrutkur penunjang di Puncak Waringin serta pembentukan KEK Komodo.

Terakhir, di Likupang, pemerintah akan membentuk KEK Likupang, pengembangan bandara Sam Ratulangi, serta pembangunan jalan bypass dan jalan tol. Arief mengatakan, berbagai critical success factor yang dibuat itu untuk memastikan agar pengembangan destinasi super prioritas membuahkan hasil di tengah hambatan yang ada.

Arief Yahya mengatakan, “Infrastruktur di lima destinasi super prioritas harus tuntas di 2020”.

Sementara itu, pada Oktober 2019, pemerintah menargetkan percepatan penetapan Peraturan Pemerintah (PP) perihal KEK Pariwisata Likupang yang telah disepakati pada 27 Agustus 2019 lalu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan infrastruktur di kawasan destinasi super prioritas untuk dipercepat. Sehingga, bisa dipromosikan secara masif pada tahun 2020 mendatang. Untuk mencapai target ini, pemerintah menganggarkan Rp6,5 triliun kepada 4 destinasi super prioritas dengan rincian; Danau Toba (Rp2,2 triliun), Borobudur (Rp2,1 triliun), Labuan Bajo (Rp6,3 triliun), dan Mandalika (Rp1,9 triliun).

Sementara itu Ketua tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Wisata Prioritas, Hiramsyah Thaib, mengatakan Bekraf mendukung semua sub-sektor ekonomi kreatif termasuk film dan musik.Namun, menurutnya untuk saat ini Bekraf memiliki tiga hal yang menjadi prioritas yaitu kuliner, fesyen, dan cenderamata.

“Yang pasti kelima destinasi ini terbuka untuk semua kegiatan terkait ekonomi kreatif. Contohnya di Danau Toba, kan sudah ada Toba Caldera World Music Festival,” ungkap Hiramsyah.

- iklan -